3 Seni dan Budaya di Kabupaten Blora, Ada Tayub, Wayang Krucil dan Kesenian Barongan

- 29 Maret 2023, 08:30 WIB
3 seni dan budaya di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah
3 seni dan budaya di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah /pariwisata.blorakab.go.id/

PORTAL BREBES – Blora merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Sebagaimana wilayah Kabupaten berdiri, tentu memiliki seni dan budaya yang ada di lokasi tersebut.

Selain terkenal dengan sebutan Kota Mustika, Blora juga ternyata memiliki seni budaya yang menarik untuk diperhatikan.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Paduraksa Pemalang, Persahabatan Akibat Perang Mulut

Diantaranya yakni Tayub, Wayang Krucil hingga Barongan Blora.

Berikut ini 3 seni dan budaya di Kabupaten Blora yang wajib kamu tahu sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemkab Blora.

1. Tayub

Tayub merupakan salah satu bentuk tari rakyat tradisional yang sangat populer di Kabupaten Blora.

Pertunjukan tayub menghadirkan seorang penari perempuan yang menari dan menyanyi (nyinden) dan beberapa joged (penari perempuan).

Dalam kesenian ini juga mempersilahkan para audience untuk turut serta menari.

Pagelaran tayub biasanya diselenggarakan pada acara sedekah bumi atau bersih desa dan acara-acara adat lainnya.

Baca Juga: Sekilas Sejarah Asal Usul Desa Tonjong, Sebuah Desa di Kacamatan Tonjong Brebes

2. Wayang Krucil

Wayang Krucil merupakan salah satu jenis pertunjukan Wayang yang ada di Indonesia, yang membedakan wayang krucil dengan wayang lainnya adalah Wayang Krucil menggunakan boneka wayang terbuat dari kayu berbentuk pipih.

Wayang Krucil pada awalnya dicipatakan oleh Raja Brawijaya V (1315) dari kayu tipis (papan) dengan corak meniru gambar wayang beber, bercerita tentang Kerajaan Jenggala, Kediri, Ngurawan, dan Singasari, sampai dengan Majalengka, yang dikenal dengan cerita Panji.

Menurut pendapat orang Blora pengertian Krucil dekat sekali dengan pengertian kecil, memang demikianlah kenyataannya wayang krucil Blora biasanya dibuat dari kayu yang rata-rata ukurannya kecil.

Baca Juga: Asal Usul Desa Damarjati Kendal, Kisah Kyai Arya Damar Hingga Berdirinya Desa

Di dalam klasifikasi seni pertunjukan, wayang krucil Blora dapat digolongkan ke dalam kesenian klasik namun di dalamnya tercantum unsur-unsur kerakyatan yang serasi.

Dari penggarapannya dapat diamati jejak garapan klasik seperti pembakuan cerita, bakak dan adegan, dialog tipologi wayang, iringan gamelan dan sebagainya.

Di pihak lain terasa sekali adanya unsur-unsur garapan kerakyatan seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan dan penuh humor yang pada hakekatnya merupakan gambaran pribadi orang Blora, yang menunjukkan ciri khas yang membedakannya dengan teater tradisional klasik lainnya, misalnya wayang kulit, wayang orangdan sebagainya.

Baca Juga: Sekilas Desa Petung Kendal Beserta Pemimpin Desa Dari Masa ke Masa

Wayang krucil Blora sudah berkembang sebelum zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada zaman masih berdirinya Kadipaten Jipang Panolan di wilayah Blora bagian timur.

Sedangkan cerita wayang krucil biasanya mengambil cerita Hikayat Amir Hamzah atau Lakon Menak yaitu zaman Nabi Muhammad SAW yang terkenal sebagai pahlawan penyebar agama islam.

Dari istilah-istilah yang digunakan sering menggunakan kata yang berasal dari Bahasa Arab itu memberi gambaran bahwa wayang krucil pada zaman dulu pernah menjadi salah satu sarana dakwah Agama Islam di Jawa.

Baca Juga: Kisah Pemimpin Desa Pageruyung Dari Masa ke Masa, Mulai Dari 1920 Hingga Sekarang

Dalam masa itu rakyat Blora yang masih menggemari wayang krucil mengintegrasikannya dalam pandangan hidup mereka, sehingga berkembanglah fungsi-fungsi ritual, di samping fungsi tontonan untuk melepas dan mendatangkan berkah, menolak bencana, mendatangkan hujan dan lain-lain.

Disamping memiliki ciri khas menggunakan laras pelog wayang krucil Blora juga memiliki ciri iringan srepeg krucilan

3. Barongan Blora

Kesenian Barong atau lebih dikenal dengan kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah.

Akan tetapi dari beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah Kabupaten Blora lah yang secara kuantitas, keberadaannya lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya.

Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan.

Baca Juga: Inilah Kisah Sejarah Desa Pageruyung Kendal Jawa Tengah, Asal Usul Pager dan Tanaman Ruyung

Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas.

Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG AMIJOYO yang berarti harimau besar yang berkuasa.

Baca Juga: Sekilas Desa Pagergunung Kendal, Kisah Ki Aji Soko yang Memiliki Kesaktian Hingga Dapat Tanam Padi

Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa.

Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub.

Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik diantaranya Kendang, Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul.

Baca Juga: Sejarah Makam Syekh Maulana Syamsudin, Salah Satu Destinasi Wisata Religi di Pemalang

Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Adakalanya dalam beberapa pementasan sering dipadukan dengan kesenian campur sari.

Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong.

Adapun secara singkat dapat diceritakan sebagai berikut :

Baca Juga: Begini Sekilas Desa Kebandingan Tegal Beserta Pemimpin Desa Dari Masa ke Masa, Mulai Tahun 1921 Hingga 2025

Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong / Pujonggo Anom untuk meminangnya.

Keberangkatannya disertai 144 prajurit berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwira diantaranya Kuda Larean, Kuda Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda sangsangan.

Sampai di hutan Wengkar rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan.

Baca Juga: Sejarah Desa Linggapura Kecamatan Tonjong Brebes, Kisah Pertemuan 2 Ulama yang lolos dari Kejaran Belanda

Terjadilah perselisihan yang memuncak menjadi peperangan yang sengit. Semua Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapi keempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana Sawandana.

Pada saat itu juga ada dua orang Puno Kawan Raden Panji Asmara Bangun dari Jenggala bernama Lurah Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitu diutus R. Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji.

Namun setelah sampai dihutan Wengker, Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dari Singo Barong yang melarang keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanya saling ngotot sehingga terjadilah peperangan.

Baca Juga: Sekilas Profil Desa Kalijurang Tonjong Brebes, Sebuah Desa yang Memiliki Banyak Dinasti dan Benda Bersejarah

Namun Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga mendatangkan saudara sepeguruannya yaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge. Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh.

Akan tetapi Singo Barong memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asal disumbari ia dapat hidup kembali. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji dengan rasa marah ingin menghadapi Singo Barong.

Pada saat yang hampir bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong ( Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong.

Baca Juga: Legenda Nyai Bagelen di Kabupaten Purworejo, Mitos Pantangan Untuk Tanam Kedelai dan Pelihara Lembu

Dengan rasa amarah Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong.

Setelah sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan Singo Barong.

Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan Singo Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kena Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya.

Baca Juga: 4 Wisata Religi di Kabupaten Purworejo, Ada Petilasan Nyai Bagelen di Wilayah Pelopor Bidang Pendidikan

Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji.

Setelah sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano, yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji.

Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksud membela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubah wujud lagi menjadi manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo Barong Takhluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Desa Galuh Timur Tonjong Brebes, Namanya Diambil dari Seorang Putri Kerajaan Sumedang

Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan guna melamar Dewi Sekartaji. Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang keberadaan kesenian Barongan.

Demikianlah 3 seni dan budaya yang ada di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah yang perlu diketahui.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x