Legenda Nyai Bagelen di Kabupaten Purworejo, Mitos Pantangan Untuk Tanam Kedelai dan Pelihara Lembu

- 26 Maret 2023, 12:00 WIB
petilasan Nyai Bagelen di Kabupaten Purworejo
petilasan Nyai Bagelen di Kabupaten Purworejo /Tangkapan Layar YouTube Raga Pamungkas/

PORTAL BREBES - Menurut ceritera rakyat nama Bagelen itu sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu negeri Medangkamulan atau Medang Gele atau Pagelen yang memerintah negeri itu ialah Sri Prabu Kandiawan yang berputera lima orang yang masing-masing memerintah Negara Bagian.

Putra sulung bernama Sri Panuwun, ahli dalam pengairan, pertanian dan pemerintahan dan memerintah Negara bagian Medang Gele, yang akhirnya bernama Pagelen.

Dilansir dari laman Budaya Purworejo, Putra yang kedua bernama Si Sendang Garbo, ahli perdagangan dan memerintah didaerah Jepara.

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Ngabuburit Puasa Ramadhan

Putra yang ketiga berkedudukan di Prambanan bernama Karungkala. Yang keempat bernama Sri Petung Laras atau tunggul Ametung memerintah di Kediri. Dan yang bungsu bernama Sri Djetayu, memerintah di Kahuripan.

Kerajaan Medangkamulan adalah negeri yang aman, tentram dan makmur. Karena rajanya berlaku adil dan jujur.

Sri Prabu Kadiawan meninggal dalam tahun yang ditandai dengan suryasengkala “RUPA TRI MUKSENG LEBU“ yang berarti kurang lebih 1031 yang kemudian yang menggantikan ialah putranya yang sulung, Sri Panuwun.

Baca Juga: Sejarah Desa Bentarsari Salem Brebes, Asal Usul Namanya Diambil Setelah Pertemuan 3 Putri

Prabu Panuwun mempunyai dua orang anak, tetapi semuanya cacat. Maka sang Prabu bersedih yang selanjutnya bersemedi untuk mohon petunjuk Dewata.

Akhirnya diperoleh suatu petunjuk gaib, bahwa ia harus pergi kesuatu sendang di Somolangu. Di daerah tersebut Sang Prabu Panuwun memperistri anak perempuan Kyai Somolangu.

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x