Kira-kira Tahun Saka 1336, ada orang Campa Banjarmlati berjumlah delapan keluarga yang pandai membuat gula tebu ketika ada di negaranya.
Baca Juga: Sejarah Asal Usul dan Lahirnya Desa Parereja Banjarharjo Brebes
Orang-orang tadi pindah untuk membuat gula merah yang tidak dapat dipatahkan itu, berangkatnya melalui lautan menuju arah barat hingga mendarat di sekitar sungai yang pinggir dan kanan kirinya tumbuh pohon bakau.
Kepindahannya itu dipimpin oleh Kakek Pow Ie Din. Usai mendarat, dia kemudian mengadakan do’a dan semedi.
Selanjutnya ia memulai menebang pohon bakau tadi yang kemudian diteruskan oleh orang-orang lainnya.
Baca Juga: Bupati Blora Dari Masa ke Masa, Dari Toemenggoeng Wilatikta Hingga Arief Rohman
Tanah lapang itu kemudian dibuat tegalan dan pekarangan serta perumahan yang selanjutnya perkampungan itu dinamakan KABONGAN
Kabongan sendiri diambil dari kata sebutan pohon “bakau” menjadi Ka-bonga-an (Kabongan)”.
Pada suatu hari saat fajar menyingsing di bulan Waisaka. Orang-orang akan memulai “ngerembang“ (mbabat; Ind : memangkas) tebu.
Baca Juga: Inilah 10 Makam Bupati Blora yang Pernah Menjabat Dari Tahun 1762-1925