Oleh karena itu, Pangeran Benowo menyuruh orang tersebut untuk meratakan tanag berbukit yang ada didaerah itu.
Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Margomulyo Kendal, Ki Ageng Ridho Kusumo yang Membuka Hutan Belantara
Pangeran Benowo pun berjanji akan kembali lagi untuk mengecek hasil kerja orang tersebut. Benar saja, ketika Pangeran Benowo turun dari gunung ternyata hasil tanah berbukit itu sudah rata.
Namun, orang tersebut merasa kecapean usai meratakan tanah yang cukup luas itu. Maka ia duduk yang istilah dalam bahasa jawa pinarakan (duduk).
Hingga sekarang tanah yang sudah diratakan dan lihat orang-orang tersebut di beri nama Praan. Sampai sekarang Praan merupakan salah satu dukuh (Dusun) di Desa Pekuncen.
Baca Juga: Sekilas Tentang Desa Karangmulyo Kendal, Dari Waktu ke Waktu yang Dipimpin oleh Kasmani
Nama Pekuncen sendiri berasal dari kata kunci yang artinya pengunci.
Desa Pekuncen ada sebuah masjid yang merupakan masjid tertua kedua setelah masjid Agung Demak.
Hingga sekarang, benda pusaka peninggalan Pangeran Benowo yang asli masih tersimpan di masjid tersebut.
Baca Juga: Sekelumit Kisah Sejarah Desa Kumpulrejo, Konon Masyarakatnya Sering Bersilaturahmi