Implementasi Kurikulum Merdeka, Ratusan Pelajar SMA di Tegal Gelar Tradisi Sunat dan Mantu Poci

- 16 Mei 2023, 16:20 WIB
Iring-iringan pelajar SMA Negeri 1 Kota Tegal sedang mengarak replika Poci raksasa dalam giat pelestarian budaya tradisi sunat dan mantu Poci, Selasa (16/5/2023).
Iring-iringan pelajar SMA Negeri 1 Kota Tegal sedang mengarak replika Poci raksasa dalam giat pelestarian budaya tradisi sunat dan mantu Poci, Selasa (16/5/2023). /Riyanto Jayeng/

PORTAL BREBES- Bagi warga Tegal, tradisi sunat dan mantu Poci bukan hal baru. Tradisi tersebut merupakan tradisi asli masyarakat Tegal yang kini mulai punah.

Bisa jadi generasi masyarakat Tegal yang lahir di penghujung era 80-an dan generasi milenial tidak mengenal tradisi tersebut.

Namun baru-baru ini, ratusan pelajar SMA Negeri 1 Kota Tegal menghidupkan kembali tradisi sunat dan mantu Poci melalui sebuah giat pelestarian budaya.

Baca Juga: Pengurus Daerah IPEMI Kota Tegal Masa Bhakti 2023-2028 Dilantik, Siap Kerja Cerdas Kerja Ikhlas

Kegiatan itu diinisiasi oleh salah seorang Guru, Mufti, yang menegaskan bahwa tradisi sunat dan mantu Poci merupakan keluhuran budaya yang sarat dengan nasehat kebaikan.

"Sunat dan mantu Poci ini merupakan tradisi bahkan sudah menbudaya di Tegal. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum mempunyai keturunan. Sunat maupun mantu Poci itu dilakukan dengan maksud agar pasangan segera memiliki keturunan," kata Mufti, Selasa 16 Mei 2023.

Kemeriahan gelar tradisi sunat dan mantu Poci yang dilakukan oleh pelajar SMA Negeri 1 itu didahului dengan karnaval yang pesertanya berbusana adat khas Tegal.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Wisata di Rembang yang Hits dan Populer, Cocok untuk Dikunjungi Disaat Hari Libur

Beberapa diantaranya ada yang memanggul replika Poci berukuran raksasa. Dan berbagai kelengkapan layaknya hajatan beneran.

Arak-arakan itu diibaratkan sebagai tahapan gelaran mantu yang disebut Sarahan atau Sasrahan. Bisa juga bagian dari iring-iringan pengantar sunatan atau khitanan.

"Poci ini diistilahkan sebagai orang (pengantin) atau anak yang disunat sedang diarak mengelilingi kampung," ucap Rasya, salah seorang pelajar yang turut serta dalam giat tersebut.

Baca Juga: SMA/MA Terbaik di Kudus Berdasarkan UTBK 2022

Selanjutnya, obyek atau Poci raksasa tadi kemudian ditempatkan di tempat khusus layaknya sepasang pengantin atau layaknya anak mau dikhitan.

Layaknya warga yang sedang gelar hajatan beneran, sunat dan mantu Poci itu juga diisi dengan berbagai hiburan sungguhan, mulai seni tradisi sampai aksi organ tunggal yang mengundang sejumlah biduan.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tegal, Rosa mengungkapkan, kegiatan itu merupakan bagian dari mengimplementasikan kutikulum merdeka bagi siswa- siswa.

Baca Juga: Bupati Tegal Umi Azizah Ziarah ke Makam Leluhur Tegal Jelang Hari Jadi Ke 422

Sementara, secara terpisah Pengamat dan Pelestari Budaya Kota Tegal, Lutfi AN mengatakan sangat mengapresiasi gelaran budaya yang dilakukan oleh pelajar SMA Negeri 1 Kota Tegal.

Menurutnya, tradisi sunat maupun mantu Poci merupakan budaya adiluhung masyarakat Tegal dan sekitarnya yang memiliki nilai-nilai luhur Pancasila, yaitu gotong-royong.

"Tradisi sunat dan mantu Poci itu lahir dari kebiasaan masyarakat yang memiliki gaya hidup Mlastar (royal dan merakyat), umumnya adalah mereka yang memiliki ikatan dalam satu kelompok masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: 135 Sertifikat Tanah Program PTSL Warga Desa Bersole Diserahkan Menteri ATR BPN dan Bupati Tegal

Lutfi mengatakan, ikatan itu bisa berupa arisan dan bagi warga Kecamatan Margadana serta sebagian Kecamatan Tegal Barat tradisi sunta dan mantu Poci adalah hal yang lumrah.

"Semisal dalam satu kelompok komunitas pengusaha warteg perantauan, setiap salah satu anggota itu mau adakan hajatan dipastikan ada gotong-royong sesama anggota komunitas itu dengan cara menitipkan barang-barang yang menjadi kebutuhan sohibul hajat," ujarnya.

Menurutnya, di lain waktu sohibul hajat berkewajiban mengembalikan barang titipan itu manakala si penitip dilain waktu akan menggelar pesta hajatan, bisa pesta hajatan subatan atau mantu.

Baca Juga: Dorong IKM Alat Angkut, Kemenperin Permudah Akses Bahan Baku Logam di Kabupaten Tegal

"Fatalnya adalah bagi anggota komunitas yang tidak memiliki keturunan atau tidak bakal lagi menggelar hajat sunatan atau mantu dikarenakan anak-anaknya sudah berkeluarga semua. Maka saru-satunya cara agar mendapat pengenbalian dari barang yang pernah dititipkan ke rekannya adalah dengan cara menggelar pesta hajatan fiktif, yaitu pesta hajatan sunatan atau mantu yang disimbolkan dengan Poci (umumnya Poci yang terbuat dari tanah liat)," pungkas Lutfi.***

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x