Begini Cerita Sejarah Asal Usul Desa Kaligangsa Brebes, Tempat Sunan Kalijaga Simpan Alat Gamelan

- 17 Mei 2023, 12:32 WIB
Asal usul Kaligangsa, sebuah desa yang berlokasi di perbatasan Tegal dan Brebes
Asal usul Kaligangsa, sebuah desa yang berlokasi di perbatasan Tegal dan Brebes /Tangkapan Layar YouTube Uri Wong Desa/

PORTAL BREBES – Desa Kaligangsa merupakan salah satu desa yang terletak di perbatasan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.

Desa Kaligangsa ternyata memiliki cerita sejarah asal usul yang wajib diketahui, bagi warga masyarakat desa sekitar yang ingin tahu, yuk simak artikel berikut ini.

Dilansir dari laman Facebook Gunawan X Gangsa, nama desa Kaligangsa berasal dari 3 suku kata yakni kali, gang dan gangsa.

Baca Juga: Implementasi Kurikulum Merdeka, Ratusan Pelajar SMA di Tegal Gelar Tradisi Sunat dan Mantu Poci

Kali diartikan sebagai sungai, gang diartian sebagai gamelan dan kemudian gangsa diartikan sebagai racun keris.

Disampaikan, nama Kaligangsa berasal dari sungai lon yakni tempat mpu Supa menempa keris.

Kemudian mpu Supa memiliki anak kembar yang bernama mpu Banisem dan mpu Kasilem.

Baca Juga: Asal Usul Brebes, Konon Daerah Ini Memiliki Banyak Air Sehingga Pernah Dikatakan Merembes

Mpu Banisem di sebelah timur sungai terkenal dengan kaligangsa wetan. Sementara, Mpu Kasilem di sebelah barat sungai terkenal dengan nama kaligangsa kulon.

Nama kaligangsa di berikan setelah penetapan hari jadi kabupaten brebes th 1678. Saat itu, keris yang di gunakan tumenggung Martoloyo dan Tumenggung Martapura untuk bertarung adalah buatan mpu kembar kaligangsa yang bernama Banisem dan Kasilem yang menyebabkan kabupaten tegal terbagi dua, yakni Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.

Lalu, Gong yang merupakan gamelan berasal dari sunan kalijaga yang memendam gong atau menyimpan alat gamelan.

Baca Juga: Misteri Gunung Gajah Pemalang, Begini Kisahnya

Sebelumnya Desa Kaligangsa di sebut desa Krandon yang artinya ndon ndonane barange sunan kalijaga (tempat Sunan Kalijaga menyimpan alat gamelan).

Kemudian setelah itu, Kaligangsa di teruskan oleh keturunan Sunan Kalijaga yang bernama mbah dawil dari istri yang bernama Siti Zaenab yakni juga adik Sunan Gunung Jati.

Sementara itu, Gangsa adalah istilah racun keris peninggalan mpu Supa yang berada sekitar sawah blok gebang di bawah gapura selamat datang Tegal dan Bebes.

Baca Juga: Sejarah Singkat Jakarta, Pernah Dinamakan sebagai Sunda Kelapa dan Jayakarta

Konon, Desa kaligangsa juga di sebut desa Kaligangsa Gawe. Hal tersebut dikarenakan setiap bulan suro daerah tersebut mengadakan acara hajatan sedekah bumi atau istilah jawanya mawagawe.

Dijelaskan, Sungai perbatasan Tegal Brebes atau sungai Kaligangsa pada waktu jaman dulu sungainya masih kecil sebelum ada pelebaran tahun 1901.

Sementara, ditimur SD negeri kaligangsa 3 pernah di temukan kayu jati tempat bendungan mbah Dawil yang terkenal dengan aki bendungan.

Baca Juga: Begini Asal Usul Kabupaten Pati Jawa Tengah Berdiri, Kisah Dewi Ruyung Wulan Terpesona dengan Ki Soponyono

Mbah Dawil pernah menjaga bendungan dan berselisih dengan belanda dalam menjaga bendungan. Mbah dawil hidup semasa dengan mpu kembar Banisem Kasilem ditahun 1678.

Lantas, untuk penamaan sungai lon karna pada saat pelebaran sungai th 1901 masyarakat bergotong royong menggunakan keranjang elon. Maka dinamakan sungai lon.

Pada abad 15 sunan Kalijaga dan mpu Supa datang ke Desa Kaligangsa, untuk menyebarkan agama Islam melalui dakwah dengan media wayang golek dalam acara sedekah bumi, yang di adakan setiap setahun sekali pada bulan muharam atau suro.

Waktu itu masyarakatnya masih beragama hindu dan masih melakukan penyembahan kepada makam keramat yang di yakini sebagai tempat muksanya prabu gendrayana raja Kediri.

Baca Juga: Sekilas Asal Usul Desa Cibendung Brebes, Sebuah Desa yang Terletak di Kecamatan Banjarharjo

Pada nisan lama makam keramat tersebut dibuat menggunankan batu pahatan dengan tulisan jawa kuno, bahasa paku dan yang bisa membacanya ialah Suherni seorang paranormal di desa kaligangsa th 1970.

Suherni di percaya masyarakat setempat mampu menguasai 182 bahasa kuno sampai bahasa sekarang. Dari Jawa Kuno, arab kuno, cina kuno.

Suherni adalah seorang istri dari paranormal yakni Toyib di Desa Kaligangsa. Toyib juga pernah menemukan harta karun gong bertumpuk tumpuk peninggalan Sunan Kalijaga.

Baca Juga: Sejarah Waduk Cacaban Tegal, Konon Banyak Pabrik Gula yang Butuh Pasokan Air Lebih

Namun karna ada pergolakan politik th 1965, gong tersebut menjadi incaran beberapa oknum tak bertanggung jawab yang kemudian gong tersebut di lebur di desa Pesayangan untuk di ambil emasnya.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x