Kenapa Makanan Jawa Identik Dengan Rasa Manis? Cek Penjelasannya

- 5 Juli 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi makanan jawa identik dengan manis
Ilustrasi makanan jawa identik dengan manis /IG/@jogjafood

Jadi untuk mencari uang, seorang Gubernur Jenderal berusuh untuk memberlakukan tanam paksa. Ladang rempah dan padi dipakai untuk menanam hasil tani ekspor yang laku di Eropa.

Baca Juga: Asal Usul Desa Maron Kecamatan Garung Wonosobo, Konon Penduduknya Sering Berpindah Tempat

Hampir seluruh sawah di Jawa Tengah dipaksa untuk menanam tebu. Sebabnya, bertahun-tahun rakyat kelaparan karena kehilangan makanan pokoknya, nasi.

Sehingga mereka harus bertahan hidup dengan menggunakan air perasan tebu untuk memasak. Inilah kenapa warga Jawa Tengah lebih terbiasa dan gemar akan rasa manis.

Setelah tanam paksa dicabutpun, produksi gula nggak berhenti. Swasta Belanda dan sultan-sultan dari Keraton Solo dan Yogyakarta mengambil alih pabrik dan ladang tebu.

Baca Juga: Cerita Rakyat Tegalan : Dulu Ada Cerita Adu Banteng di Desa Ini Setelah Masa Panen Padi

Hal ini bikin Keraton untung berkali-kali lipat, sampai-sampai gaji priyayi yang biasa dibayar dengan tanah diganti jadi hasil ekspor gula.

Seiring waktu, walaupun perselisihan masih ada, pertukaran budaya tetaplah terjadi. Keraton yang sering menerima tamu dari Belanda lama-kelamaan muncul ketertarikan akan kulinernya.

Adapun makanan yang hanya bisa kita dapatkan di restoran Eropa ternyata bisa kita temuin versi lokalnya. Contohnya, Selat Solo atau ini juga dikenal dengan nama Bistik Jawa. Rasanya manis gurih dengan sedikit asam dari saus mustard dan cuka.

Baca Juga: Sejarah dan Makna Hari Lahir Pancasila yang Diperingati Setiap Tanggal 1 Juni

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah