Dulu Sebuah Ritual Sembayang Dewa Bumi oleh Tionhoa, Telur Asin Ditetapkan Sebagai WBTB pada 2020 Lalu

- 15 Juli 2023, 09:45 WIB
Telur Asin Khas Brebes
Telur Asin Khas Brebes /Instagram @pingpointid / Portal Brebes /

PORTAL BREBES – Tahukah anda tentang telur asin? Jika anda pernah mendengarnya pastinya telur ini merupakan telur khas Brebes. Dimana, merupakan sebuah oleh-oleh jika anda sedang pergi ke Brebes.

Telur asin tersebut, ternyata bukan hanya sebatas oleh-oleh Kabupaten Brebes saja, melainkan telur asin ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 6-9 Oktober 2020 oleh Kemendikbud.

Ternyata, telur asin ini berawal dari ritual sembahyang pada Dewa Bumi oleh Masyarakat peranakan Tionhoa, namun kemudian diakui secara nasional.

Baca Juga: Konon Sebuah Halte, Stasiun Kereta Api Bumiayu Ini Dibuat pada 1913-1919

Telur asin Brebes telah menjadi ikon bagi Kabupaten Brebes selain bawang merah. Lebih dari itu telor asin memosisikan sebagai diplomasi budaya bagi Brebes.

Sekaligus mempromosikan potensi Brebes yang berada di lintas pantura dan berada di perbatasan provinsi Jawa Barat ini.

Dilansir Portal Brebes dari instagram @pingpointid, Data yang dirilis Dinas Peternakan Kabupaten Brebes tahun 2017 ada 1.778 peternak itik di Kabupaten Brebes.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kersana Kabupaten Brebes, Konon Bermula dari Tiga Bersaudara yang Bertemu di Cikeusal

Tentu ini peningkatan yang fantastis, jika dibandingkan data 2010 yang menyebutkan 650 peternak itik. Mereka tersebar di 11 kecamatan dari 17 kecaBrebesyang ada di Kabupaten Brebes.

Secara historis proses komersialiasi telur asin dimulai pada era akhir 1950-an, yang dirintis oleh warga peranakan Tionghoa Brebes. Walaupun dari catatan Syahbandar pelabuhan Tegal, komoditas telur itik telah dikenal pada abad XIX. Telor itik menjadi komoditas yang dibawa dari Tegal selain beras, gula, kayu jati.

Beberapa generasi pengusaha telur asin perintis di Brebes di antaranya Tjoa, Lina Pandi. Melalui keluarganya wangsa Tjoa memulai penjualan telur asin dalam keluarga peranakan Tionghoa lainnya. Mereka adalah Tjoa Kiat Hien beserta istrinya Niati tahun 1950-an.

Baca Juga: Dulu Singgahan Para Raja, Tanah Brebes di Kabupaten Tegal Ini Berdiri Sejak Abad ke 17

Mereka meneruskan tradisi In Tjiauw Seng dan isterinya Tan Po Nio. Booming bisnis telur asin tak hanya dimiliki oleh keturunan Tionghoa Peranakan. Beberapa mantan pekerja telor asin di keluarga Tionghoa membentuk usaha sendiri.

Kepiawaian warga Tionghoa dalam kuliner tak bisa dipungkiri. Proses pengasinan merupakan keahlian yang telah lama mereka kuasai.

Termasuk dalam pengasinan telur asin. Bahkan telur asin pada mulanya merupakan bagian dari persembahyangan yang diperuntukkan bagi Dewa Bumi.

Baca Juga: Nikmatnya Santap Malam di Tempat Kuliner Legendaris di Jakarta, Enak Sekaligus Sambil Nostalgia

Perkembangan sekarang ini jenis telur asin tidak hanya direbus namun ada yang dipanggang serta dibakar menggunakan oven.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah