Sungai Kedung Pulek juga terdapat batu besar yang bentuknya seperti punuk banteng. Lantaran uniknya, maka Sarah Trugna bersama dengan kesepakatan lainnya menamakan hal tersebut dengan Kedungbanteng.
Baca Juga: Begini Asal Usul Kue Keranjang Hingga Sejarahnya, Berkaitan dengan Mitos atau Legenda China?
Sementara, Mbah Sentana atau Sentono merupakan nama abdi dalem dari Keraton Mataram yang memiliki nama asli Pangeran Mangkubumi atau Pangeran Sujono.
Selama berinteraksi dengan masyarakat setempat, ia sangat merahasiakan namanya.
Ia juga mencari keberadaan orang tuanya yakni Raden Sasongko atau Mbah Sarag Trugna atau kyai Wasesa sekaligus menyebarkan agama islam yang akhirnya tinggal di Kedungbanteng.
Baca Juga: Berikut 5 Fakta Unik Gedung Birao Kota Tegal, Salah Satunya Pernah Dijadikan Kampus?
Anak Mbah Sarah Trugna yang tinggal di Desa Kedungbanteng diantaranya yakni Mas Abdul Haji, Mas Gempol Adi, Nyai Sekar Ndalu yang kemudian menjadi cikal bakal warga masyarakat Desa Kedungbanteng. Sementara, dua orang anak lainnya masih belum diketahui keberadaannya.
Cerita lain asal musal nama Kedungbanteng yakni diyakini bahwa merupakan bentuk rasa syukur masyrakat usai panen padi yang kemudian diadakan adu banteng atau sapi janten.
Dari sekian adu banteng, ada seekor banteng yang selalu menang saat diadukan. Kemenangannya bukan disebabkan sang pemilik memiliki ilmu kanugaran atau jimat, namun sang pemilik itu memandikan bantengnya dulu sebelum di adu.
Baca Juga: Asal Usul Desa Cilongok Banyumas, Konon Berasal dari Pemaknaan Mata Air yang Muncul dari Tanah?