Network
Semasa pemerintahan Sultan Muhammad Idrus (1824-1850), Kesultanan Buton mencapai masa kejayaan. Dimana, saat itu kekuasaan Buton mencakup wilayah Pulau Buton, Muna, Kabaena, Tukangbesi, Poleang, Rumbia dan pulau-pulau kecil di sekitar Buton dan Muna.
Baca Juga: Sejarah Perpustakan Aleksandria! Pusatnya Segala Ilmu dan Kebudayaan Terbesar di Era Kuno
Akan tetapi, pada 1873, Buton mengalami kemunduran sejak terwujudnya perjanjian dengan Belanda. Dimana, perjanjian tersebut dianggap sebagai perjanjian yang merugikan pihak Buton.
Namun demikian, belum banyak referensi dan informasi tentang Kesultanan Buton tersebut tentang bagaimana kisah dan isinya yang bisa dianggap sebagai merugikan pihak Buton.
Kendati demikian, banyak berita yang beredar tentang isu yang menyebutkan jika Pulau Buton merupakan satu-satunya wilayah yang tak pernah dijajah oleh Belanda. Yakni, hanya sebagai mitra berdagang.
Baca Juga: Tak terduga! Sejarah Berdirinya Tembok Besar China yang Harus Kamu Tahu
Sebagaimana dilansir Portal Brebes dari Kanal YouTube Shorts @Kevindikmanto2, mengungkapkan memang sebetulnya tidak ada bukti bahwa penindasan yang pernah terjadi disana.
Namun demikian, Kesultanan Buton masih sering di-Monopoli oleh Belanda yaki pada 1613, Kesultanan buton menandatangani perjanjian dengan VOC. Dimana, Buton hanya boleh berdagang dengan VOC.
Namun dari waktu ke waktu, VOC diduga sering mengubah isi perjanjian tersebut yang kebanyak merugikan pihak Buton.
Baca Juga: Mengenal Kerajaan Majapahit, Salah Satu Kerajaan Tersohor di Tanah Jawa pada 1293 M
