Berjarak 20,1 KM dari Kota, Inilah Asal Usul Desa Tieng Wonosobo, Namanya Berasal dari Sumber Mata Air?

- 10 Maret 2024, 09:30 WIB
ilustrasi desa di dieng
ilustrasi desa di dieng /

PORTAL BREBES – Desa Tieng merupakan salah satu desa di Kabupaten Wonosobo yang terletak di Kecamatan Kejajar.

Desa Tieng bisa ditempuh dengan jarak 20,1 KM dari Kota dengan membutuhkan waktu kurang lebih 37 menit.

Seperti Desa yang lainnya, Desa Tieng juga memiliki sejarah yang bisa diketahui. Dimana, Desa Tieng merupakan salah satu desa yang terletak di dataran tinggi Dieng.

Baca Juga: Kenapa Bulan Februari Hanya Sampai Tanggal 28? Ternyata Begini Sejarahnya!

Sebagaimana dilansir Portal Brebes dari laman Pemdes Desa Tieng, berdirinya desa tersebut diperkirakan sejak tahun 1783an. Kendati tidak banyak informasi mengenai bukti yang memperkuat berdirinya desa tersebut, namun informasi dari masyrakat sekitar turun-menurun desa tersebut berdiri pada abad ke 17.

Dimana, para sesepuh desa menjelaskan jika nama Tieng berasal dari kata sumber air yang mengandung warna kekuning-kuningan. Yakni, orang jawa menyebutnya dengan nama tiyeng.

Mata air tersebut sampai sekarang masih ada yaitu berada disebelah barat desa. Desa Tieng diperkiraan keberadaannya dimulai sejak tahun 1783an.

Baca Juga: Hanya Berjarak 12 KM dari Kota Bawang, Inilah Asal Usul Tanah Brebes yang ada di Kabupaten Tegal

Awal mula penduduk Desa Tieng dimulai sejak ada sekolompok orang dari daerah Purworejo yang akan menuju Dieng melewati jalan utama sebelum jalan raya yang sekarang ini. Jalan utama tersebut adalah jalan yang lewat dusun Rowojali ke dusun Lobang kemudian ke Sidengkeng dan sampai ke dusun Wadasputih.

Sekelompok orang tersebut istirahat di Sidengkeng sambil mengamati kanan kiri seandainya suatu saat akan dijadikan pemukiman, kemudian pada lain waktu mereka datang kembali untuk mengadakan penjajagan guna pemilihan tempat pemukiman.

Awalnya mereka melihat lahan kosong di Rowojali, tetapi mereka merasa tidak cocok karena menurut kepercayaan mereka waktu itu bahwa lahan tersebut nggendong gunung (istilah jawa) sehingga kalau dijadikan pemukiman kurang menguntungkan dan kurang nyaman.

Baca Juga: Memilliki Jarak Tempuh 12 KM dari Pusat Kota, Begini Asal Usul Desa Cilongok Banyumas Jawa Tengah

Kemudian mereka melanjutkan petualangan melihat tanah diatas Rowojali yang kondisinya luas dan datar (sekarang menjadi tanah bengkok Kepala Desa Serang) mereka juga merasakan hal yang sama yaitu merasa tidak cocok karena tanah tersebut nyunggi gunung (istilah jawa) sehingga seandainya dijadikan pemukiman penduduknya akan mengalami kesulitan dalam mencari kebutuhan hidup sehari-hari (ekonomi).

Kemudian mereka melanjutkan kembali petualangan dalam pencarian lahan untuk pemukiman, maka sampailah mereka disuatu tempat yang menurut mereka tepat dan cocok untuk pemukiman yaitu yang sekarang disebut Dusun Krajan Desa Tieng karena tidak nggendong dan nyunggi gunung (istilah jawa) sehingga menurut kepercayaan bahwa penduduknya akan hidup rukun, tentram, taat beribadah dan mudah mencari kebutuhan hidup.

Seiring berjalannya waktu maka penduduk yang menempati pemukiman tersebut semakin bertambah banyak, ada yang berasal dari tempat berbeda misalnya dari Desa Serang, Tlogo dan lain sebagainya.

Baca Juga: Bukan Sunan Gunung Jati? Inilah Sosok Pertama Kali Penyebar Islam di Kabupaten Cirebon

Informasi tentang Desa Tieng ditemukan dalam Buku Berbahasa Jawa “Tjariyos Tanah Pareden Dijeng” karangan M. Prawirasoedirdja dan Majoor L.F. Van Gent terbitan Bale Poestaka Tahun Terbit 1922.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x