Setelah layanan aksesibilitas diaktifkan, para penyerang dapat mengubah pengunci ponsel dari pengenalan sidik jari menjadi penguncian PIN.
Pasalnya, malware ini menyamar sebagai aplikasi Android yang sah dan menampilkan halaman HTML palsu yang meminta pengguna untuk mengaktifkan pengaturan aksesibilitas.
Baca Juga: Remendasi HP Murah ter Worth it di Tahun 2024, Dibawah 3 Juta!
Dengan demikian, para penyerang dapat melewati perlindungan pengenalan sidik jari dan mencuri PIN atau kata sandi pengguna saat mereka menggunakan PIN untuk masuk ke ponsel mereka.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk berhati-hati saat mengunduh aplikasi, terutama aplikasi perbankan, dan memastikan bahwa sumbernya sah sebelum menginstalnya.***