Bertahap, Desa Sitanggal Kabupaten Brebes Mulai Menyulap Sampah Menjadi Berkah

12 Juni 2023, 14:03 WIB
Koordinator Program Studi Magister Manajemen Lingkungan Pascasarjana UNJ, Achmad Husen /

PORTAL BREBES - Puluhan warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengikuti pelatihan budidaya lalat hitam atau black soldier fly di Aula Desa Sitanggal, Minggu 11 Juni 2023.

Pelatihan yang merupakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Magister Manajemen Lingkungan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut bertujuan untuk pengembangan sumber daya desa (SDM) desa dalam mengelola sampah agar bisa menjadi berkah.

KKL ini sebagai bagian dari Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Tri Dharma Pendidikan Tinggi.

Lalat hitam yang akan memproduksi maggot itu merupakan salah satu sumber protein penting
bagi peternakan dan perikanan. Dari sisi keuangan, proses budidayanya maggot tidak
membutuhkan biaya besar, karena menjadikan sampah organik sebagai pakan utamanya.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Berharap Kota Tegal Miliki Subsektor Ekonomi Kreatif Prioritas dan Penunjang

Selain bisa dipasarkan secara segar, maggot juga bisa digunakan untuk olahan menjadi tepung sebagai campuran pakan ternak dan ikan.

Dermawan Sembiring, salah satu trainer pelatihan maggot menjelaskan, dari sisi produksi, proses produksi maggot tidak membutuhkan biaya besar dan tempat yang luas.

Begitu pula dari sisi pakan maggotnya, yang bisa memanfaatkan sampah organik yang diproduksi oleh warga desa. Sekali dayung dua pulau terlewati, masalah sampah bisa teratasi di sisi lain warga juga mendapatkan sumber pendapatan baru dari maggot.

“Setelah diproduksi, maggot bisa dijadikan pakan ayam atau pakan ikan termasuk burung. Maggot merupakan sumber pakan yang murah juga untuk perikanan seperti lele, gurami atau juga peternakan ayam,” kata Derma yang juga mahasiswa Magister Manajemen Lingkungan
UNJ tersebut.

Baca Juga: Hebat! Pusaka Jumadi Angels Gulung Tim Futsal Selo Kencono Angels Kebumen dengan Skor 3-0

Soal kandungan proteinnya, maggot justru memiliki sumber gizi yang lebih lengkap dari pakan ternak atau ikan yang dijual di pasaran. Bahkan, kata Dermawan, jika maggot diberikan sebagai pakan ayam petelur, maka kualitas telur yang dihasilkan menjadi lebih besar.

“Ini sudah ada riset dan sudah dikembangkan peternak di Jakarta dan Bekasi,” ujar pria yang juga bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DKI Jakarta tersebut.

Sementara, Kepala DLH Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, La Ode Vindar Aris Nugroho, menyebutkan, Kabupaten Brebes saat ini memiliki tantangan berat dalam menghadapi
sampah.

Selain karena banyaknya jumlah penduduk, Kabupaten Brebes juga tidak punya banyak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Giat Bintek Anggota dan Pimpinan DPRD Brebes Dianggarkan Rp300 Juta

“Maka itu, kami berharap setiap rumah bisa mengelola sampah sendiri,” kata pria yang akrab disapa Aris tersebut.

Aris berharap, dengan adanya pengenalan budidaya maggot, kelak di Brebes bisa menghasilkan maggot dalam kapasitas besar yang bisa memasok industri peternakan dan perikanan.

Menurut Aris, pengelolaan sampah harus diinisiasi dari rumah agar tidak menjadi beban bagi warga sekitar.

Achmad Husen, Koordinator Program Studi Magister Manajemen Lingkungan Pascasarjana
UNJ dalam sambutannya mengatakan, pelatihan budidaya maggot yang mereka lakukan di Brebes tidak hanya menawarkan solusi atas masalah lingkungan semata. Melainkan juga akan menjadi solusi bagi persoalan ekonomi warga.

Baca Juga: Polres Tegal Kota Terjunkan 238 Personel Pengamanan di Kejurnas Motocross dan Grasstrack KASAL Cup

"Maggot juga bernilai ekonomi, yang nanti bisa
meningkatkan ketahanan ekonomi desa,” kata Husen.

Menyambut pelatihan tersebut, Khamim, Sekretaris Desa Sitanggal berharap agar pelatihan yang diikuti oleh puluhan warga dari Desa Sitanggal dan beberapa desa lainnya itu bisa memberikan manfaat bagi warganya.

“Program budidaya maggot ini akan melanjutkan
program kami sebelumnya, dimana sudah dibangun tempat pemilahan sampah desa,” kata
Khamim.

Dengan pengetahuan tentang maggot tersebut, maka sampah organik yang dihasilkan warga
desa bisa langsung diolah menjadi maggot.

“Semoga kami dan warga desa bisa menghasilkan maggotnya dan juga tepung maggot untuk perikanan dan peternakan,” harap Khamim.

Baca Juga: IKASMA Tegal Siap Menjembatani dan Membangkitkan UMKM

Selain warga desa, beberapa komunitas bank sampah dan komunitas peduli sampah juga ikut
dalam pelatihan yang juga mendapatkan dukungan dari beberapa pelaku usaha.

Aris bilang, masalah sampah harus diselesaikan dengan multi helix, melibatkan warga, pemerintah, akademisi dan pelaku usaha.

“Semoga UNJ dan juga pelaku usaha semakin peduli dan mau menggerakkan warga untuk ikut
mengelola sampah ini menjadi berkah,” tambah Aris.

Sekilas tentang Brebes

Pemilihan lokasi Kabupaten Brebes karena daerah ini mengalami masalah sampah yang cukup serius. Tahun 2022 lalu, produksi sampah di Brebes merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah dengan jumlah 1.200 ton per hari.

Baca Juga: Oknum Guru SMK Pusponegoro Brebes Tampar Siswa, Bidang PPA Turun Tangan

Adapun pasokan sampah terbesar di Kabupaten Brebes berasal dari sampah rumah tangga yang berjumlah 964 ton per hari, dan yang terbanyak adalah sampah organik.

Di sisi lain, Kabupaten Brebes memiliki keterbatasan dalam hal jumlah armada pengangkut sampah. Begitu pula dengan daya tampung sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) yang terbatas.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler