Hari Ini Sekolah di Korea Selatan Ditutup. Apa Sebab? Yuk Kita Simak

15 Desember 2020, 05:11 WIB
Kasus penularan covid-19 makin parah, pemerintah setempat tutup sekolahan. /Antara/

PORTAL BREBES - Mulai hari ini Selasa (15/12/2020) pemerintah Korea Selatan meliburkan aktifitas belajar mengajar di sekolah.

Selama di rumah, siswa akan kembali melanjutkan pendidikan dengan cara daring. Kebijakan itu dikeluarkan pemerintah setempat menyusul terjadinya lonjakan kasus penularan COVID-19 yang semakin memburuk.

Sekolah di wilayah ibu kota akan beralih ke pembelajaran secara daring hingga akhir bulan ini, demi meningkatkan upaya pembatasan jarak sosial yang sejauh ini justru tak berhasil membalikkan keadaan infeksi tinggi tersebut.

Baca Juga: Covid-19 Melonjak, Program Go To Travel Ditangguhkan

Penutupan sekolah itu merupakan suatu langkah menuju penerapan aturan pembatasan jarak sosial fase III--yang diperkirakan akan membuat Korea Selatan menutup negaranya.

Di bawah aturan karantina wilayah fase III, hanya pekerja sektor esensial yang diizinkan bekerja di kantor dan pertemuan sosial dibatasi untuk kurang dari sepuluh orang.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyebut bahwa langkah seperti itu memerlukan kajian yang teliti, mengingat pemerintah juga mendapatkan tekanan agar melakukan langkah lainnya untuk menghentikan kenaikan kasus.

"Pemerintah tidak akan ragu mengambil keputusan untuk naik ke fase III jika memang hal itu dianggap perlu, karena harus pula mempertimbangkan opini dari kementerian yang terkait, pemerintah daerah, serta para pakar," kata Chung dalam sebuah rapat dengan pejabat kesehatan, dikutip dari transkrip resmi.

Baca Juga: Masa Karantina Covid-19 di Malaysia Dikurangi, Dari 14 Hari Kini Menjadi 10 Hari

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDA) pada Senin mencatat sebanyak 718 kasus baru COVID-19, turun dari rekor pertambahan harian sebesar 1.030 di hari sebelumnya. Dari kasus baru tersebut, sebanyak 682 di antaranya adalah penularan lokal.

Jumlah kasus infeksi hingga saat ini mencapai 43.484 kasus dengan 587 kematian. Sebagian besar kasus baru muncul di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi, yang total penduduknya mencapai 25 juta jiwa.

Pemerintah Korea Selatan telah menjalankan upaya penelusuran yang masif dengan melibatkan ratusan tentara, polisi, dan petugas berwenang lainnya untuk menelusuri pembawa virus. Namun sejumlah ahli mengatakan bahwa pemerintah dan publik harus melakukan hal yang lebih.

"Ini adalah waktunya untuk mengirimkan pesan yang berdampak bagi publik, sehingga mereka mau beraksi secara sukarela," ujar Kim Dong-hyun, Presiden Kelompok Epidemiologi Korea Selatan dan juga profesor di Kampus Kedokteran Universitas Hallym.***

Editor: Harviyanto

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler