Jangan Ditunda Lagi, Segera Lakukan Evaluasi Diri! Ini Penjelasan Hanan Attaki

3 Januari 2022, 09:09 WIB
Ustadz Hanan Attaki /Tangkap Layar Instagram/@hanan_attaki/

PortalBrebes.com - Hanan Attaki memberikan penjelasan bahwa segera lakukan evaluasi diri dan jangan ditunda lagi.

SeringKetika diberikan ujian oleh Allah SWT manusia terbagi menjadi dua macam. Ada manusia yang berkeluh kesah, ada manusia yang bersabar atas ujian.

Cara paling elegan dan paling bijak sekaligus disukai Allah SWT dalam menghadapi masalah adalah dengan mencari tahu apa sebenarnya kesalahan kita? Dalam fiqih istilah ini disebut dengan muhasabah diri, belajar bersabar, menghitung-hitung kesalahan kita sambil mengevaluasi diri.

Sabar yang dimaksud di sini tidak hanya sekadar mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi rooji’un” juga tidak hanya sekadar merasa ini cara Allah untuk menaikkan derajat kita.

Sebab, ada orang yang ketika diuji oleh Allah ia merasa ini adalah cara agar Allah naikkan derajatnya dan membuat orang itu GR sehingga tidak memiliki motovasi untuk memperbaiki diri.

Akan lebih baik jika, ketika orang lain yang terkena musibah kita katakan itu untuk mengangkat derajat dia. Namun, saat kita yang mendapatka musibah, kita katakan jika itu karena dosa-dosa kita. Pandangan yang seperti ini akan membuat kita menjadi lebih produktif.

Poin utamanya ialah, ketika datang musibah kita mejadi sadar bahwa ini memeang karena kita memiliki kesalahan atau dosa yang harus diperbaiki. Disebutkan dalam salah satu hadits qudsi (gagasannya dari Allah, captionnya dari Nabi):

“kalau kalian mendapatkan ni’mat, janganlah kalian puji selain Aku! Kalua kalian mendapatkan musibah janganlah kalian menyalahkan selain diri kalian sendiri!”

Jadi, ketika ni’mat datang pada diri kalian jangan pernah memuji diri sendiri tetapi pujilah Allah. Kalimat yang paling disukai Allah adalah alhamdulillah, hadza min fadli robbi.

Tetapi ketika diberikan musibah, jangan pernah menyalahkan siapapun kecuali diri sendiri. Ketika ada orang yang dzolim dan membuat kita mendapatkan masalah, kita akui itu kesalahan dia manun jangan mengkambinghitamkan dia untuk menyalahkannya.

Karena jika dia punya dosa dan kita tidak punya dosa, kesalahan itu akan menimpa dia saja. Tetapi jika kesalahan itu juga menimpa kita, maka kita pun sudah pasti punya dosa.

Saat musibah datang pada masyarakat yang salah seorang penduduknya berbuat dosa, maka masyarakat itu pun telah melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut adalah membiarkan kemungkaran dan dosa itu tanpa ada yang mau memperbaikinya.

Jadi, orang yang tidak bersalah dan terkena imbas dari kesalahan orang lain itu disebabkan ia tidak membiarkan kemungkaran itu terjadi. Kecuali jika ada usaha dakwah Allah tidak akan menimpakan musibah.

Misalkan jika ada Nabi, da’i, ada Kyai untuk mencegah kemungkaran itu. Seperti halnya Nabi Luth. Ketika nabi Luth masih berdakwah, Allah tidak akan menghancurkan gunung di Sodom. Namun, ketika Nabi Luth ke luar baru Allah hancurkan Sodom.

Bersyukurlah kita ketika masih ada ulama’-ulama’ yang bersuara untuk kemungkaran. Mungkin itu adalah salah satu cara Allah untuk menahan musibah atas negeri kita. Jika mereka tidak menyuarakan kemungkaran, mungkin dari dulu kita sudah ditimpa musibah.***

Editor: Fauziyatus Syarifah

Tags

Terkini

Terpopuler