PortalBrebes.com - Berbicara tentang penyakit, tentu orang juga akan menanyakan obat atau penawarnya.
Istilah penyait dikenal dengan dua macam penyebutan yakbi daa’un dan marodhun. Meski sama-sama penyakit, namun dua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Dalam Qs. Al-Isro’:82 Allah memberikan pemahaman tentang syifa’ (obat) bahwa:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian.”
Lafadz min dalam ayat diatas menunjukkan makna sebagian. Ayat-ayat al-Qur’an memiliki banyak keutamaan.
Setiap ayat memiliki keutamaannya masing-masing. Ada sebagian ayat Qur’an yang ayatnya memberi petunjuk langsung dan berfungsi sebagai syifaa’.
Lalu dalam ayat wa rohmatul lil mu’minin, berarti ayat tersebut berfungsi sebagai rahmat bagi orang mu’min.
Agar mendapatkan syifaa’, maka kata yang perlu digaris bawahi ialah “lil mu’minin” yakni bagi orang-orang yang beriman atau percaya.
Dalam hal ini, orang harus yakin kepada al-Qur’an tanpa keraguan sedikitpun. Sebab, saat berinteraksi dengan al-Qur’an seseorang tidak boleh ragu.