Profil Habib Ahmad Bin Hassan Al Attos Jatibarang Brebes dan Perjalanan Dakwahnya

- 30 November 2022, 16:16 WIB
Habib Ahmad Hasan Al Attos
Habib Ahmad Hasan Al Attos /Ponpes Darussalam / Irkham Musatir / Portal Brebes/

PORTAL BREBES - Habib Ahmad Bin Hasan Al Attos kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 18 Mei 1984 M. Anak kedua dari pasangan Habib Hasan bin Ahmad Alatas dan Huyay binti Muhammad Basalamah, yang asli Jatibarang, Brebes, ini memulai dakwah ketika menjadi ustadz pondok dan kemudian mengisi berbagai ta’lim di rumahnya dan sekitarnya.

Sejak kecil ia dididik agama oleh kedua orang tuanya, kemudian mengaji Al Quran kepada Ustadz Selamat di desanya, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Taman Pendidikan Al-Qur’an di Jatibarang, pada sore hari, sebab pagi hari bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Darussalam di Jatibarang.

Setelah lulus dari madrasah ibtidaiyah pada 1995, ia melanjutkan belajarnya ke madrasah Tsanawiyah di Ponpes Darussalam. Baru kemudian, atas rekomendasi pamannya, Syekh Soleh bin Muhammad Basalamah, pada tahu 1999 , ia melanjutkan studinya ke Ponpes Darul Lughah Wa Da’wah di Pasuruan, Jawa Timur.

“Saya tidak hanya menempuh pendidikan aliyah, tetapi juga perguruan tinggi, sehingga mendapatkan gelar S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam) pada tahun 2008,” ujarnya.

Usai belajar dan berkhidmat di Ponpes Darul Lughah Wa Da'wah pada tahun 2009 ia pulang ke Jatibarang dan membantu pamannya, Syaikh Soleh Basalamah, untuk mengajar para santri di Ponpes Darussalam Jatibarang. Selain mengajar, ia juga mengisi beberapa pengajian di kampung dan di desa.

Baca Juga: Sekilas Profil Abuya Syekh Soleh Basalamah, Pengasuh Ponpes Darussalam Jatibarang Brebes

Karena semakin banyaknya permintaan untuk memberikan ceramah dan pengajian di kampung dan desa, jadwal mengajarnya dikurangi. Dulu setiap hari mengajar, sekarang hanya beberapa hari. Semua itu atas persetujuan pamannya, sebab umat perlu juga mendapatkan siraman rohani, sedang tenaga muballigh masih terbatas.

Pada tahun 2010, Habib Ahmad Alatas melangsungkan pernikahan dengan Syarifah Nafisah binti Muhammad Al-Haddar, yang berasal dari Lumajang. Istrinya alumnus Pondok Pesantren yang diasuh oleh Habib Taufiq Assegaf Pasuruan. Pada 25 Agustus 2011 telah lahir anaknya yang pertama, Hasan bin Ahmad Alatas.

Setelah pulang dari Ponpes Darul Lughah, pada pertengahan tahun 2009, ia diajak teman, Ustadz Ghazali, dari Desa Gumalar Tegal, untuk membuka majelis. Ada empat lima anak yang diajar membaca wirid, kemudian dibacakan kitab hadits Fathul Qarib dari Sayyid Muham­mad Al-Maliki.

Pertama di rumah Ustadz Ghazali, kemudian diminta pindah di madrasah, dan jama’ahnya bertambah banyak. Kemudian berkembang lagi, tokoh masyarakat di sana meminta pengajian itu dipindah ke Masjid Mujahidin, Desa Gumalar Tegal, setiap malam Sabtu, dua minggu sekali. Pengajian itu berlangsung hingga kini dengan jama’ah sekitar 120 orang.

”Sedang malam Sabtu dua minggu yang lain, saya mengisi pengajian di Masjid Nurul Yakin, Kersana Ketanggungan. Saya bacakan kitab Fawaidul Muhtaram karangan Habib Zain Baharun, isinya nasihat-nasihat dalam keagamaan. Kitab itu diterjemahkan dalam bahasa Arab ke bahasa Indonesia kadang bahasa Jawa dengan diberikan pen­jelasan seperlunya. Jama’ahnya sekitar 400 orang.”

Baca Juga: Sekilas Profil KH Syekh Misbahul Anam, Pengasuh Ponpes Al Umm Ciputat

Kemudian ia mengisi pengajian di Desa Kedung Sukun, Kabupaten Tegal, setiap Ahad Kliwon. Di sini dimulai de­ngan membaca Maulid Simthud Durar, kemudian diakhiri dengan mau’izhah hasanah. Pesertanya hampir berjumlah 200 orang.

Ada juga acara pengajian malam Rebo Paing, tempatnya berpindah-pin­dah sesuai dengan permintaan para ja­ma’ah. Biasanya berlangsung di Kabupaten Tegal, karena sudah ada panitia yang menjadwalnya. Pengajian bisa di mushalla, masjid, rumah pribadi, maupun madrasah. Terserah pihak yang meminta.

Habib Ahmad Alatas juga punya acara pengajian malam Ahad Kliwon di dua tempat, di Desa Klampok di daerah Pantura Tegal. Di sana dibacakan kitab Syarah Ratib Haddad.

Jum’at Pon di rumah Ustadz Marihin membaca Ratib Al-Aththas. Kamis Kliwon di Semboja, Kabupaten Tegal, juga membaca Ratib Al-Aththas. Kemudian setiap Ahad ba’da ashar di rumah Habib Ahmad Alatas di Jatibarang, yang dihadiri sekitar 35 orang. Pengajian diisi dengan membaca Ratib Haddad, syarah Ratib Haddad, dan dibacakan kitab Masha’il Diniyah dengan penjelasannya, ditutup dengan membacakan kitab Sa­finatun Najah. Di rumah Habib Ahmad Alatas, setiap malam Ahad Legi, membaca Maulid Habsyi, dan dilanjutkan latihan hadhrah bagi anak-anak yang berminat. “Alhamdulillah, alatnya sudah leng­kap dan mereka cepat menangkap pelajaran, sehingga sudah bisa tampil di acara-acara pengajian,” tutur Habib Ahmad Alatas.

Acara membaca Maulid dan latihan hadhrah diikuti tiga grup hadhrah dari Kabupaten Brebes. Jadi hampir lima puluh persen dari sekitar 100 jama’ah yang hadir dan memegang rebana ada­lah pemain hadhrah. Tentu saja juga dibacakan kitab keagamaan untuk memberikan siraman ruhani kepada para pemuda itu.

Habib Ahmad Alatas masih punya kewajiban rutin, yaitu mengajar di Ponpes Darussalam Jatibarang dan Juga menerima tamu yang ingin berkonsultasi sekitar masalah pribadi, sosial, dan bahkan masalah ekonomi. “Ya, saya tuntun dengan amalan, bacaan dzikir, dan tentu saja doa, semoga selesai masalahnya,” katanya.***

 

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah