Jangan Diabaikan! Kenali Jenis Hipotensi, dan Cara Mengatasinya untuk Mencegah Komplikasi Berbahaya

- 8 November 2023, 08:30 WIB
Hipotensi yang dibiarkan dapat memicu beragam gejala yang mengarah pada komplikasi berbahaya
Hipotensi yang dibiarkan dapat memicu beragam gejala yang mengarah pada komplikasi berbahaya /Pexels/

PORTAL BREBES - Tekanan darah rendah atau dalam istilah medis disebut hipotensi. Hipotensi merupakan kondisi di mana tekanan darah berada di bawah normal, yaitu kurang dari 90/60 mmHg.

Kondisi ini terkadang tidak menunjukkan gejala, sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa ia memiliki tekanan darah rendah. Namun, pada sebagian orang yang menderita hipotensi, kondisi ini bisa menyebabkan pusing dan berkunang-kunang, atau bahkan pingsan.

Dikutip dari yankes.kemkes.go.id, bahaya hipotensi umumnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, pola makan, dan pengobatan yang tepat. Hal ini penting dilakukan, sebab hipotensi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memicu beragam gejala yang mengarah pada komplikasi berbahaya.

Baca Juga: 7 Manfaat Essential Oil untuk Kesehatan Kamu, Simak Yuk!

Hipotensi dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Selain itu, kehamilan, infeksi, dehidrasi, penyakit jantung, pendarahan, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan hipotensi.

Berikut adalah beberapa jenis tekanan darah rendah berdasarkan penyebabnya:

1. Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik merupakan serangan darah rendah yang terjadi saat seseorang tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring. Saat tubuh menyesuaikan perubahan posisi tersebut, seseorang mungkin akan merasa pusing atau berkunang-kunang selama beberapa detik. Kondisi ini sangat umum terjadi pada para lansia, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak.

2. Hipotensi Postprandial

Hipotensi postprandial adalah kondisi tekanan darah rendah yang terjadi dalam waktu sekitar 1-2 jam setelah makan. Gejalanya bisa mirip dengan hipotensi ortostatik. Hipotensi postprandial diduga terjadi karena aliran darah lebih banyak mengalir ke saluran cerna untuk mendukung proses pencernaan setelah makan. Kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa muda, tetapi cukup sering dialami oleh lansia.

Baca Juga: Manfaat Mengagumkan Buah Melon untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Kanker

3. Hipotensi Vasovagal

Hipotensi vasovagal adalah serangan darah rendah yang terjadi ketika sistem saraf merangsang pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah. Orang dewasa muda, dan anak-anak umumnya lebih sering mengalami hipotensi jenis ini. Gejalanya bisa berupa keringat dingin, pusing, pandangan kabur, hingga pingsan. Hipotensi vasovagal bisa terjadi setelah seseorang berdiri terlalu lama, misalnya setelah berdiri lama saat upacara atau kelelahan saat bekerja.

4. Hipotensi Akut

Ini merupakan serangan tekanan darah rendah yang terjadi secara mendadak, misalnya karena syok. Kondisi ini merupakan bentuk penurunan tekanan darah yang paling parah. Ketika seseorang mengalami syok, tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah secara tiba-tiba, sehingga otak dan organ tubuh lain tidak bisa mendapatkan cukup darah untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Penyebab syok bisa bermacam-macam, mulai dari dehidrasi berat, perdarahan hebat, hingga sepsis.

Tekanan darah rendah secara umum bisa diatasi dengan beberapa cara berikut:

Baca Juga: Dukung Operasi Mantap Brata 2023, Polres Tegal Kota Terjunkan Tim Kesehatan

- Minum air putih lebih banyak untuk meningkatkan volume darah, dan cairan tubuh, serta mencegah dehidrasi.

- Konsumsi makanan yang bergizi, termasuk makanan yang mengandung garam atau natrium.

- Hindari mengubah posisi tubuh dengan tiba-tiba dan berdiri terlalu lama.

- Batasi konsumsi minuman beralkohol.

- Konsumsi secangkir kopi atau teh berkafein di pagi hari, jika memungkinkan.

- Gunakan stoking khusus untuk meningkatkan sirkulasi darah.

- Berolahraga secara teratur sekitar 30 menit setiap hari, atau sekitar 150 menit setiap minggu.

Baca Juga: Apa itu Smoothie? Dan Kenapa Sangat Penting Untuk Kesehatan, Yuk Simak!

Jika tidak ditangani dengan benar darah rendah dapat mengakibatkan terjadi komplikasi:

1. Penyakit Jantung

Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Jika terlalu sering terjadi, kondisi ini dapat memicu masalah pada jantung, seperti gagal jantung, gangguan irama jantung, dan bahkan serangan jantung. Tekanan darah rendah dapat menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah. Apabila tidak segera dilakukan pengobatan, kondisi ini bisa memicu penurunan fungsi organ jantung dan berakhir menjadi penyakit jantung.

2. Stroke

Selain memicu penyakit jantung, tekanan darah rendah berisiko tinggi menyebabkan stroke. Kondisi ini terjadi ketika kurangnya suplai aliran darah ke otak, sehingga sel otak dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan fungsi otak terganggu.

Baca Juga: Jaga Vitalitas Polisi pada Operasi Manta Brata 2023-2024, Dokkes Polres Tegal Lakukan Cek Kesehatan

3. Gagal Ginjal

Kondisi hipotensi dapat menyebabkan penurunan aliran darah yang disaring oleh ginjal. Hal ini dapat memicu kerusakan pada ginjal, sehingga ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, lama-kelamaan akan menyebabkan gagal ginjal.

4. Syok

Syok dapat terjadi jika tekanan darah menurun drastis, sehingga organ tubuh tidak berfungsi dengan baik karena tidak menerima cukup darah. Syok akibat darah rendah dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti sesak napas, denyut jantung cepat tetapi lemah, keringat dingin, pucat atau sianosis, serta pingsan.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah