Masker Palsu Membahayakan Nyawa Tenaga Kesehatan, Netty Prasetiyani : Bongkar Sampai ke Akarnya

- 6 April 2021, 13:16 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetyani mendesak pemerintah membongkar praktek penjualan masker palsu karena membahayakan nyawa tenaga kesehatan./fraksi.pks.id
Anggota DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetyani mendesak pemerintah membongkar praktek penjualan masker palsu karena membahayakan nyawa tenaga kesehatan./fraksi.pks.id /

PORTAL BREBES — Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani menyebutkan, masker adalah alat utama pelindung diri yang digunakan tenaga kesehatan.

Karenanya jika yang digunakan adalah masker palsu, kata Netty, maka akan membahayakan nyawa para tenaga kesehatan saat mereka berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.

Terkait hal itu Netty Prasetiyani, meminta Pemerintah agar melakukan penindakan tegas.

"Saya meminta pemerintah dan pihak berwenang untuk membongkar peredaran masker palsu ini sampai ke akar-akarnya, jangan hanya di tingkat penjual eceran," kata Netty Prasetiyani dalam keterangan tertulis yang diterima PortalBrebes.Com, Selasa 6 April 2021.

Baca Juga: Kemenag Izinkan Warga Gelar Buka Puasa Bersama di Ramadhan 2021, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Baca Juga: [Update] Bencana NTT 128 Orang Meninggal dan 72 Orang Hilang Serta Ribuan Warga mengungsi

Terkait maraknya peredaran masker palsu, Netty menengarai adanya jaringan yang mengedarkan masker medis palsu tersebut secara masif dan bahkan dapat diperoleh dengan mudah melalui pasar online.

Tentang peredaran masker medis palsu sendiri terungkap berawal dari adanya donasi masker respirator N95 merek 3M kepada Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) dari masyarakat.

Namun setelah diteliti, masker berstandar Amerika Serikat tersebut ternyata palsu.

Adanya temuan itu, kata Netty lebih jauh, menambah panjang daftar masalah penanganan Covid-19 dan membuat nasib tenaga kesehatan kian dipertaruhkan.

“Kita sedang berperang melawan pandemi dan para Nakes yang berada di zona merah seharusnya mendapat perlindungan penuh dari pemerintah," ungkap Netty menambahkan.

Namun nyatanya, kata dia, beragam persoalan membelit mereka. Mulai dari soal insentif yang tertunda, jam kerja yang panjang hingga harus membeli sendiri alat pelindung diri seperti masker.

Baca Juga: Isengi Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti Kaget Dapat Kiriman Semobil Bunga AnggrekBaca Juga: Isengi Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti Kaget Dapat Kiriman Semobil Bunga Anggrek

Ditambah lagi sekarang dengan fakta beredarnya masker medis palsu di pasaran. "Kita kok seperti maju berperang dengan hanya modal nekat, ya? Dimana jaminan perlindungan negara terhadap nakes?,” tutur Netty prihatin.

Netty mengingatkan pemerintah agar memprioritaskan penggunaan anggaran Covid-19 yang amat besar itu guna memastikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan.

“Gunakan anggaran COVID-19 yang besar tersebut dengan skala prioritas. Perlindungan pada nakes adalah prioritas, lengkapi dan sediakan APD mereka dengan baik," tandasnya.

Di luar itu Netty juga berharap adanya kepastian insentif kepada tenaga kesehatan dibayarkan sesuai waktunya. Beri kesempatan istirahat yang cukup dengan dukungan tenaga kesehatan cadangan atau relawan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus, Rabu 6 April 2021 : Ada Proyek Menguntungkan, Jangan Sampai Terlewat

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani sekali lagi mengingatkan Pemerintah agar memastikan tidak ada pihak atau oknum yang menjadikan Covid-19 sebagai lahan bisnis guna mencari keuntungan pribadi atau kelompok, apalagi melalui cara–cara yang melawan hukum.

“Saya mengingatkan kepada pemerintah agar menjaga situasi kondusif dengan tidak membiarkan siapapun menjadikan bencana non-alam seperti COVID-19 sebagai lahan mengeruk keuntungan," kata Netty.

Karena menurutnya Covid-19 adalah bencana bagi semua. Karenannya diharapkan tidak ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Apalagi seperti menjual masker palsu yang dapat membahayakan nyawa manusia.***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: Fraksi.PKS.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah