Kisah Sejarah Penamaan Bumiayu Brebes, Pelarian Adipati Anom yang Berhasil ke Tegal?

1 Oktober 2023, 17:15 WIB
sejarah penamaan Bumiayu Kabupaten Brebes /Tangkapan Layar YouTube KBA Chanel/

PORTAL BREBES – Berikut ini kisah sejarah penamaan Bumiayu yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Di Brebes bagian selatan, terdapat beberapa kecamatan yaitu Bumiayu, Sirampog, Tonjong, Bantarkawung, Salem dan Paguyangan.

Letak Bumiayu sendiri sangatlah strategis, karena dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan antara Tegal dan Purwokerto juga dilintasi oleh perlintasan kereta api, sehingga membuat kota kecil ini berkembang pesat dan menjadi pusat aktifitas perdagangan yang cukup penting di Brebes bagian selatan.

Baca Juga: Begini Kisah Tumenggung Martoloyo, Adipati di Tlatah Tegal yang Jarang Orang Tahu

Sebagaimana diketahui, Bumiayu merupakan kecamatan dengan pusat perekonomian bagi warga Brebes bagian selatan. Sebagian masyarakat kecamatan Bumiayu sendiri memiliki mata pencaharian sebagai pedagang ada pula yang bertani.

Sejarah penamaan Bumiayu memiliki beberapa versi, yang telah menjadi menjadi tradisi lisan secara turun-temurun di Bumiayu.

Dilansir dari skripsi Mahasiswa UMP Purwokerto, Dani Riskullah, versi pertama menuturkan bahwa asal penamaan Bumiayu diberikan oleh Adipati Anom (Amangkurat II) dalam pelariannya ke Tegal. Karena di daerah ini, ia bertemu dengan penduduk sekitar yang berparas cantik.

Baca Juga: Begini Kisah Desa Cibendung Brebes, Asal Usulnya Berasal Dari Kata Ci dan Bendung?

Versi kedua Adipati Anom menamai Bumiayu karena saat perjalanan ke Tegal melewati daerah tersebut kemudian terkagum-kagum melihat pemandangan lembah yang dibelah oleh sungai kalierang.

Versi ketiga Toponim Bumiayu jika dicermati, tampaklah sejak awal tidak berkaitan dengan banyaknya wanita yang cantik, atau keindahan alam, melainkan lebih cenderung mengarah kepada keselamatan yang dialami oleh Raja Kemeswara yang pergi dari Daha.

Kecamatan Bumiayu adalah salah satu kecamatan di kabupaten Brebes tepatnya di bagian selatan Brebes.

Baca Juga: Begini Asal Usul Kue Keranjang Hingga Sejarahnya, Berkaitan dengan Mitos atau Legenda China?

Kawasan perdagangan kota Bumiayu yang membentang dari Talok-Jatisawit. Beberapa pasar yang ada di Bumiayu diantaranya adalah Pasar Talok, Pasar Bumiayu, Pasar Majapahit, dan pasar Jatisawit.

Ada pula pasar Wage, pasar ini hanya akan buka setiap lima hari sekali menurut hari pasaran Kalender Jawa, pasar ini sangat unik karena 95 persen dari pengunjungnya adalah laki- laki sebab barang dagangan di pasar Wage relatif merupakan kebutuhan laki-laki seperti hewan ternak atau peliharaan, pakaian, perkakas, sparepart kendaraan dan lainnya.

Kecamatan Bumiayu merupakan kecamatan terendah di Brebes bagian selatan yang dikelilingi oleh pegunungan dan diibaratkan seperti mangkuk sehingga memiliki pemandangan yang asri.

Baca Juga: Berikut 5 Fakta Unik Gedung Birao Kota Tegal, Salah Satunya Pernah Dijadikan Kampus?

Hal ini ada yang mengaitkan sebagai sejarah dinamakan Bumiayu. Posisi Bumiayu sendiri berdekatan dengan sebelah utara kecamatan Tonjong dan kecamatan Sirampog, sebelah selatan kecamatan Bantarkawung dan Paguyangan, sebelah Barat kecamatan Ketanggungan.

Desa yang memiliki daerah paling luas adalah desa Kalinusu, sementara desa Pamijen menjadi desa yang luasnya paling kecil.

Bumiayu memiliki 15 desa diantaranya desa Bumiayu, Dukuhturi, Penggarutan, Adisana, Langkap, Jatisawit, Laren, Pamijen, Negaradaha, Kalierang, Pruwatan, Kalilangkap, desa Kalinusu, Kalisumur, dan kaliwadas.

Baca Juga: Asal Usul Desa Cilongok Banyumas, Konon Berasal dari Pemaknaan Mata Air yang Muncul dari Tanah?

Dari beberapa desa di atas, desa Laren menjadi desa yang mempunyai aset peninggalan sejarah berupa candi Watu Jaran yang tepatnya di dukuh Karangdawa.

Desa Laren terletak di sebelah selatan tepatnya di ruas jalur Bumiayu-Salem, karena letaknya yang berada didekat pusat kota Bumiayu menjadikan desa ini berkembang pesat dengan adanya sekolah berbasis Islami sehingga masyarakat diluar desa menyekolahkan anaknya disitu, desa Laren merupakan suatu Kelurahan yang memiliki 7 pedukuhan seperti dukuh Karang Dawa, Karang Jati, Karang Domdoman, Karang Moncol, Congkar, Sabarang, dan Watu Kumpul.

Berdasarkan sejarahnya, kata Laren berasal dari kata Liren / Leren yang artinya Istirahat, konon dahulunya desa Laren merupakan tempat persinggahan para pedagang dan habaib untuk beristirahat yang akhirnya sekaligus berdakwah di situ, adapun buktinya dengan ditemukannya makam habaib, yang setiap tahunnya masyarakat Laren mengadakan Khoul.

Baca Juga: Asal Usul Desa Pulosari Brebes, Berkaitan dengan Sosok Ini yang Berhasil Jinakkan Harimau Kumbangsari?

Makam tersebut terletak di tapal batas antara desa Laren dan desa Jati Sawit dan habaib tersebut bernama Habaib Muhammad bin Hadun Al’Athos dan kiai Abdulah Fakih dari Banyumas.

Masyarakat desa Laren khususnya di dukuh Karang Dawa sendiri merupakan masyarakat yang masih terbilang tradisional, karena di situ masih banyak ditemui pengrajin makanan tradisonal yang masih bertahan. Makanan tradisional tersebut seperti Cenil, Getuk, Krawu, Dodol Tape, Onde-onde, Candil, Lepet dan masih banyak lagi.***

Editor: DR Yogatama

Tags

Terkini

Terpopuler