Keberadaan Syeh Jamaludin di bantu oleh para tokoh waktu itu yakni Dewi Satariah yang konon masih ada hubunganya dengan Prabu Siliwangi.
Baca Juga: Sejarah Asal Usul Nama Kota Salatiga Jawa Tengah, Ada Hubungan Erat dengan Bupati ke 2 Kota Semarang
Dewi Satariah mempunyai senjata atau pusaka yang berwujud sebuah keris yang menyerupai cundrik, sehingga ia pun dikenal juga dengan sebutan Nyai Cundrik.
Dewi Satariah sendiri diikuti penderek yang setia yakni Kyai Sukmogeni yang sekarang diketahui makamnya di hutan Sigatel tanah milik Perhutani.
Kyai Joko wisik atau Syeh Jamaludin juga diikuti pengikutnya yang setia yang bernama Nyai Bogem dan Ki Sosrobahu membuka lahan kurang lebihnya didusun kauman.
Baca Juga: Benteng Pendem, Bangunan Kuno Sejarah yang ada di Kabupaten Cilacap, Begini Penjelasannya
Pada awal tahun 1811 datanglah utusan dari Kadipten Kendal yaitu Jayeng Ronodimurti bersama dua saudara seperjuangannya yakni Raden Jatikusumo atau dengan sebutan lain Kyai Mudal dan Raden Joyokusumo atau yang dikenal dengan sebutan Karyo Jlanti.
Mereka bertiga bergabung dengan Joko wisik. Kemudian Joko Wisik memberikan mandate kepada salah satu dari mereka yakni Jayeng Ronodimurti untuk memimpin Desa Karanganyar menjadi lurah pertama sampai tahun 1821.
Kemudian Joko wisik juga meneruskan kepemimpinan Jayeng Ronodimurti dari tahun 1821 sampai tahun 1843 yaitu menjadi lurah yang ke -2.