Pada saat itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dicford pada tahun 1621.
Baca Juga: Inilah Sejarah Desa Beji Pemalang, Sebuah Desa di Kecamatan Taman
Saat itu Kaligung hanya dibendung seperti biasa, kemudian pada masa kolonial Belanda di bangunlah Bendungan Danawarih supaya lebih rapi.
Walaupun pada masa itu Belanda membongkar dan renovasi Bendungan namun tidak dengan makam Ki Gede Sebayu.
Setelah menjabat pada tahun 1621, Gubernur digantikan oleh Andreas pada tahun 1928 yang akhirya semua bendungan di Tegal sudah jadi rapi semua.
Uniknya di tahun 1027-1928 Pemerintah Hindia Belanda tidak pernah membangun jalur kereta atau jalur bendungan yang dekat dengan makam-makam sesepuh yang berada di Tegal..
Walaupun pada bangunan pintu air tidak terdapat tahun pembuatan namun bisa dipastikan bahwa bendungan tersebut asli buatan Belanda.
Selain Bendungan Danawarih dari aliran Kaligung menjadi wisata yang asik untuk dikunjungi. aliran mata air juga bermanfaat bagi para petani sekitar.
Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Kebagusan Jawa Tengah, Ada Dua Versi Berdirinya Desa itu