Mengulas Cerita Asal Usul Pintu Air Bendungan Danawarih Tegal, Dibangun Oleh Sosok Ulama Ini

- 9 Mei 2023, 06:45 WIB
Makam Ki Gede Sebayu di Desa Danawarih, Kabupaten Tegal.
Makam Ki Gede Sebayu di Desa Danawarih, Kabupaten Tegal. /instagram/

PORTAL BREBES – Mengulas asal usul pintu air Bendungan Danawarih yang berlokasi di Kabupaten Tegal.

Danawarih merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Tegal yang biasanya cenderung orang tahu akan jembatan gantungnya.

Ternyata, pintu air Bendungan Danawarih itu pertama kali dibangun oleh Ki Gede Sebayu pada Abad ke 16.

Baca Juga: Sejarah Legenda Asal Usul Desa Karangdowo Pekalongan, Kisah Dua Orang dari Jawa Timur yang Berkelana

Ki Gede Sebayu merupakan seorang ulama sekaligus pendiri hingga pemimpin Kabupaten Tegal pada 1585-1682.

Bendungan tersebut di bendung Ki Gede Sebayu dari Sungai Gung atau Kaligung supaya pengairan bisa tertata rapi.

Pemandangan yang indah mengiringi perjalanan menuju Bendungan Danawarih dan bisa ditempuh sekitar 10 kilometer dari Kota Slawi.

Baca Juga: Rangkuman Sejarah Desa Karangtengah Pemalang, Kisah Mbah Wonogati

Selain itu pengairan bisa dinikmati masyarakat setempat untuk bertani dengan pengairan yang bagus dari Kaligung.

Dilansir dari kanal Youtube Sarkub Indonesia, setelah Bendungan tersebut sudah jadi sempat diperbaiki atau direnovasi pada masa kolonial Belanda.

Pada saat itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dicford pada tahun 1621.

Baca Juga: Inilah Sejarah Desa Beji Pemalang, Sebuah Desa di Kecamatan Taman

Saat itu Kaligung hanya dibendung seperti biasa, kemudian pada masa kolonial Belanda di bangunlah Bendungan Danawarih supaya lebih rapi.

Walaupun pada masa itu Belanda membongkar dan renovasi Bendungan namun tidak dengan makam Ki Gede Sebayu.

Setelah menjabat pada tahun 1621, Gubernur digantikan oleh Andreas pada tahun 1928 yang akhirya semua bendungan di Tegal sudah jadi rapi semua.

Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Kaligelang Pemalang, Sebuah Desa yang Dikelilingi Kali yang Memutari Seperti Gelang

Uniknya di tahun 1027-1928 Pemerintah Hindia Belanda tidak pernah membangun jalur kereta atau jalur bendungan yang dekat dengan makam-makam sesepuh yang berada di Tegal..

Walaupun pada bangunan pintu air  tidak terdapat tahun pembuatan namun bisa dipastikan bahwa bendungan tersebut asli buatan Belanda.

Selain Bendungan Danawarih dari aliran Kaligung menjadi wisata yang asik untuk dikunjungi. aliran mata air juga bermanfaat bagi para petani sekitar.

Baca Juga: Cerita Sejarah Desa Kebagusan Jawa Tengah, Ada Dua Versi Berdirinya Desa itu

Tak hanya air yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, Kaligung juga dijadikan sumber pencari rezeki bagi penambang pasir dan batu untuk pembangunan.

Lebih menakjubkan yakni pasir dan batu yang melimpah di Kaligung inilah yang dijadikan masyarakat Tegal untuk membangun rumah dan lain-lain.

Bendungan Danawarih tersebut sebelumnya dibendung oleh Ki Gede Sebayu sebelum Belanda masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Sekilas Desa Banjarmulya Pemalang, Salah Satu Desa di Kecamatan Pemalang

Mesin yang digunakan untuk pintu air pun masih asli dari jaman dahulu kala sekitar tahun 1927-1928 dan meliputi seluruh Bendungan yang ada di Tegal.

Ciri khas bangunan yang dibuat belanda biasanya tertulis end gribet yang artinya perusahan yang ada pada zaman Hindia Belanda yang mengurusi bagian besi seperti pintu air dan lain sebagainya.

Jadi Bendungan Danawarih tersebut adalah bendungan dari zaman Belanda yang meneruskan dari pembangunan Ki Gede Sebayu.

Baca Juga: Inilah Sembilan Nama Wali Songo yang Perlu Diketahui, Simak Penjelasannya

Bendungan Danawarih pun kini sudah ramai dikunjungi untuk berwisata keluarga untuk sekedar refreshing dengan adanya jembatan gantung yang menjadi daya tarik dari tempat tersebut.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah