Begini Sejarah Gedung Birao atau yang Dikenal Gedung Lawang Satus Didepan Taman Pancasila Tegal

- 23 Juli 2023, 15:30 WIB
Begini Sejarah Gedung Birao atau yang Dikenal Gedung Lawang Satus Didepan Taman Pancasila Tegal
Begini Sejarah Gedung Birao atau yang Dikenal Gedung Lawang Satus Didepan Taman Pancasila Tegal /Tangkapan Layar YouTube SARKUB INDONESIA/

Gedung Birao atau Gedung SCS dirancang pertama kali pada 1911 oleh arsitek terkemuka dalam perkembangan arsitektur Belanda, Henri Maclaine Pont, arsitek keturunan Belanda-Bugis yang lahir di Jakarta.

Baca Juga: Lihatlah! Ini Dia Kode Redeem Genshin Impact GI Terbaru Hari Ini Minggu 23 Juli 2023, Dapatkan Primogems

Bangunan ini sangat kental dengan gaya arsitektur Belanda. Meskipun demikian, Maclaine Pont mahir dalam menggunakan sumber daya alam setempat dan memperkerjakan buruh lokal dengan harapan sebagai latihan dalam menambah keterampilan mereka. Selain itu pembangunan gedung Birao juga turut memperhatikan lokasi yang berada di sekitar alun-alun, masjid, dan tempat tinggal Residen atau Gubernur pada masa itu.

Sang arsitek sengaja membuat bentuk bangunan Gedung Birao mirip dengan kantor pusat NIS yang ada di Semarang, Lawang Sewu. Persamaan ini mungkin ditujukan agar nampak kesan kesamaan dan keseragaman antar kantor-kantor milik NIS di berbagai kota. Kesamaan ini ditonjolkan oleh arsitek pada bagian pelengkung-pelengkung, pada gang sekeliling ruang kantor dan tangga utama, serta kesamaan pada bangunan yang dibuat meninggi agar terkesan megah.

Pembangunan Gedung Birao turut memperhatikan kondisi lingkungan setempat, sama halnya Lawang Sewu dibuat. Bangunan dirancang sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan iklim, sinar matahari, dan gaya hidup masyarakat lokal pada masa itu. Tidak seperti orang Eropa yang lebih memilih menggunakan bahan impor, Maclaine Pont menggunakan bahan-bahan lokal misalnya kayu jati, batu bata, dan pasir lokal.

Baca Juga: Cek! Ini Kode Redeem ML Mobile Legends Gratis Hari Ini Minggu 23 Juli 2023

Kecerdasan arsitek Gedung Birao terlihat pada bagaimana Maclaine Pont memilih peletakan gedung memanjang dari arah timur-barat. Hal ini berkenaan supaya jendela dan pintu terletak pada sisi utara-selatan. Dengan demikian cahaya matahari dapat terhindari dari arah barat dan timur. Peletakan jendela pada sisi utara-selatan ini juga berkenaan dengan pengaturan udara yang masuk sehingga mendapatkan udara sebanyak-banyaknya dari arah utara karena angin laut di siang hari dan dari arah selatan yang mendapat angin darat pada malam hari.

Bangunan ini juga dibuat monoton tanpa fokus sentral, dengan wajah depan bangunan yang terdiri dari dua lantai dilengkapi pelengkung-pelengkung ala Greco-Romawi, diselingi empat menara dilengkapi tangga didalamnya. Pertimbangan ini dibuat agar pengunjung datang melewatinya melalui arah samping barat atau timur.

Keberadaan pintu dan jendela yang besar berfungsi sama seperti bangunan tropis pada umumnya yaitu mendapatkan udara segar dan sirkulasi udara dalam bangunan mencadi lancar. Selain itu, menara dan tangga juga sangat membantu dalam sirkulasi udara secara kontinu. Setiap ruangannya juga terdapat gang panjang pada laintai satu atau lantai dua yang berfungsi sebagai penghubung, serta isolasi panas cahaya matahari karena ruang-ruang tidak langsung terkena cahaya matahari.

Baca Juga: Ambil Segera! Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Minggu 23 Juli 2023, Dapatkan Hadiah Gratis

Halaman:

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah