Tolak Pembangunan Islamic Center di Pangkalan Truk, Ratusan Warga Gelar Demo di Jalur Pantura Batang

- 17 Desember 2020, 18:10 WIB
 Warga menggelar aksi turun ke jalan menolak ditutupnyan Pangkalan Truk Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang akan dibangun Islamic Center, Kamis (17/12/2020). /Eko Saputro/Portal Brebes/
Warga menggelar aksi turun ke jalan menolak ditutupnyan Pangkalan Truk Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang akan dibangun Islamic Center, Kamis (17/12/2020). /Eko Saputro/Portal Brebes/ /

 

PORTAL BREBES – Ratusan warga yang tinggal di sekitar Pangkalan Truk Tamanan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah menggelar aksi demo dengan turun ke jalan di sekitar jalur Pantura Alas Roban, Kamis (17/12/2020). Aksi dengan mengadakan orasi di tengah jalan ini, sebagai wujud menolak dilakukannya alih fungsi lahan Pangkalan Truk Tamanan , Banyuputih menjadi Islamic Center Kabupaten Batang.

Aksi tersebut juga tergolong nekat. Pasalnya, warga mengaku siap ditembak mati jika Bupati Batang tetap nekat mengalihfungsikan lahan pangkalan truk dengan dibangun Islamic center.

Dalam aksi tersebut, ratusan massa dari penghuni kompleks dan para sopir yang biasa memanfaatkan Pangkalan Truk Tamanan Banyuputih, menggunakan sepeda motor memblokade akses masuk ke dalam dan menggelar orasi di pinggiran jalan nasional trans Jawa Pantura Alas Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Rossa Bersyukur, 2020 Karya Musiknya Mampu Menempati Urutan Teratas Berbagai Layanan Musik Digital

Dengan membentangkan spanduk dan poster penolakan pangkalan truk Banyuputih dialihfungsikan sebagai Islamic Centre oleh Pemerintah Daerah setempat. Aksi penutupan akses masuk tersebut dilakukan supaya petugas tidak bisa masuk untuk memasang informasi penutupan.

Mereka menganggap kebijakan pemerintah untuk menggusur tempat usaha yang masih berjalan normal mesti di tengah pandemi Covid-19 sebagai bentuk pelanggaran hak azasi manusia (HAM).

Warga setempat menganggap karena melarang atau menghilangkan sumber mata pencaharian sebagai sumber kehidupan.

Baca Juga: Tokyo Waspada Tingkat Tinggi, Lonjakan Penderita Covid-19 Harian Mencapai 800 Orang

"Silakan mendirikan bangunan tersebut namun bisa ditempat lain dan jangan menghilangkan lapak tempat berjualan yang ada di sini. Setidaknya ratusan penghuni di kompleks ini, nantinya akan kehilangan mata pencaharian dan melahirkan kemiskinan baru di masa pandemi Covid-19, yang tengah mewabah,” jelas korlap aksi Parwito.

Halaman:

Editor: Eko Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x