Nasib Pemborong Kecil di Kabupaten Tegal Sangat Memprihatinkan, Diduga ada Monopoli Lelang

- 10 September 2022, 22:09 WIB
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rustoyo saat memimpin Rapat Paripurna.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rustoyo saat memimpin Rapat Paripurna. /

PORTAL BREBES - Nasib pemborong kecil di Kabupaten Tegal sangat memprihatinkan. Hal itu setelah adanya kebijakan konsolidasi proyek. Proyek paket yang nilainya di bawah Rp 200 juta, digabung dan dilelang.

Lelang proyek yang berasal dari APBD II itu dipusatkan di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Setda Kabupaten Tegal. Sayangnya, dalam lelang itu diduga ada monopoli.

Pemborong yang modalnya pas-pasan kerap tersingkir karena kesulitan mendapatkan dukungan aspalt mixing plant (AMP).

Baca Juga: Polemik Konsolidasi Proyek di Kabupaten Tegal Belum Berakhir, Pengamat Sarankan Begini

Sementara pemborong yang memiliki dukungan AMP, cenderung berkuasa. Konon, dukungan AMP itu hanya diberikan kepada pemborong tertentu.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rustoyo mengaku sering mendapat keluhan dari para pemborong yang selalu kalah saat mengikuti lelang proyek di Pemkab Tegal.

Mereka kalah lantaran tidak memiliki dukungan AMP. Sedangkan pemilik AMP di Kabupaten Tegal, hanya beberapa gelintir orang.

Baca Juga: Ratusan Massa Pemborong Desak Bupati Tegal Tunjukkan Bukti Rekom Tertulis Konsolidasi

Ironisnya, pemilik AMP disinyalir kerap melakukan monopoli dukungan. Rustoyo sangat menyayangkan adanya dugaan praktik tersebut.

"Mestinya pemborong kecil jangan dimonopoli. Kasihan nasib mereka. Mereka juga butuh pekerjaan. Butuh makan untuk keluarganya," kata Rustoyo, Jumat 9 September 2022.

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x