Rawan Perceraian di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Cara Menghindarinya

- 6 November 2020, 22:24 WIB
Ilustrasi pasangan suami istri bersama anaknya kompak dan mesra./pixabay/
Ilustrasi pasangan suami istri bersama anaknya kompak dan mesra./pixabay/ /

"Kita kan kadang-kadang berpikir kalau dengerin orang itu gampang tapi padahal yang masuk cuma suara doang. Pasangan belum selesai ngomong tapi kita sudah balas, 'Tapi kan.. tapi kan..'," kata Saskhya dalam bincang-bincang "Love in the Time of Corona", Jumat.

Saskhya mengatakan dalam berargumen setiap pasangan harus tahu apa yang ingin disampaikan dan tidak melebar pada topik lain atau masalah lama.

"Dalam berargumen kita selalu berpikir pasangan harus lebih dengar. Sebelum kita listen each other, kita harus punya self awareness dulu, kita tuh dalam kondisi emosi apa tidak saat mau berdiskusi. Kalau kita enggak bisa mendengarkan apa yang pasangan ingin sampaikan, segala sesuatu bisa terjadi," ujar Saskhya.

Mengajak pasangan berdiskusi secara tiba-tiba juga bisa menciptakan kesan yang menakutkan, apalagi jika suami-istri hanya berkomunikasi jika terdapat masalah.

Sangat penting untuk selalu berdiskusi dengan pasangan walau hanya membicarakan hal-hal kecil.

Baca Juga: Motif Asmara, Pemicu Dikeroyoknya Adlin Sampai Tewas

Saskhya dalam kesempatan itu mengemukakan, pemilihan waktu untuk berdiskusi sangat mempengaruhi emosi kedua pasangan. Misalnya abis WFH kan kepalanya masih ngebul, tiba-tiba kita bilang, 'Aku mau ngomong'. Kita harus tahu juga waktu yang tepat, tempat yang tepat, kapan sih mungkin sambil makan snack, minum the.

"Terus pembiasaan, itu adalah sebuah kebiasaan bicara sama pasangan saat masalah terjadi, sehingga kalau ada kalimat 'mau ngomong' malah sesuatu yang mengerikan padahal kalau terbiasa itu akan jadi hal normal," pungkas Saskhya.***

 

 

Halaman:

Editor: Eko Saputra

Sumber: ANTARA


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x