Satgas Tinombala Buru Kelompok MIT Pasca Pembunuhan Sadis di Sigi, Sulteng

- 30 November 2020, 22:31 WIB
Jenazah korban pembunuhan di Sigi, Sulteng disemayamkan.
Jenazah korban pembunuhan di Sigi, Sulteng disemayamkan. /Twitter/

PORTAL BREBES - Satgas Tinombala TNI-Polri saat ini masih mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora pasca pembunuhan sadis itu. "Semoga tim di sana bisa segera menangkap Ali Kalora cs,"kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono, Senin 30 November 2020.

Operasi oleh Satuan Tugas Tinombala diinisiasi Satuan Tugas Camar Maleo bertahun-tahun lalu untuk memberantas gerombolan pengacau yang dipimpin Santoso. Pentolan ini akhirnya bisa dieliminasi oleh personel Satuan Tugas Tinombala namun kehadirannya digantikan oleh tangan kanannya, Ali Kalora. 

Awi mengatakan, untuk mengamankan lokasi kejadian dan pengungsian, Polda Sulawesi Tengah dan Polres Sigi mengerahkan satu peleton Brimob dan 20 anggota gabungan dari Reserse dan Intelkam.

Baca Juga: TNI Terjunkan Pasukan Khusus Buru Pelaku Pembantaian Sigi

"Di pengungsian dan di TKP sampai saat ini ditempatkan satu peleton Brimob, 20 gabungan Reserse dan Intelkam dari Polda Sulteng dan Polres Sigi," ujar dia, seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, saat ini ada sebanyak 49 Kepala Keluarga yang mengungsi pasca-kejadian pembakaran dan pembunuhan satu keluarga di Sigi. Puluhan keluarga tersebut berada di Balai Desa Lembantongoa, Sigi.

Sebelumnya pada Jumat (27/11) pagi sekitar pukul 10.00 WITA, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga dibunuh oleh kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora.

Keempat korban yang dibunuh kelompok ini adalah Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi.

Tidak hanya membunuh keluarga Yasa, Ali Kalora cs juga mengambil stok beras 40 kg dan rempah-rempah milik keluarga tersebut dan membakar enam rumah. Pasca peristiwa pembunuhan itu, para warga transmigran di wilayah tersebut mengungsi sementara karena merasa khawatir akan keselamatan jiwa mereka.***

Editor: Harviyanto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x