Kerokan Apakah Berbahaya? Simak Penjelasan dan Asal Usul Kerokan

- 3 Juli 2023, 17:10 WIB
Ilustrasi kerokan apakah berbahaya?
Ilustrasi kerokan apakah berbahaya? /Tangkapan Layar/Neuron/

Portal Brebes - Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang masih menggunakan cara tradisional dalam menyembuhkan sebuah penyakit, salah satunya ialah kerokan.

Pada kali ini kami akan membahas seputar kerokan, tentunya menjadi pertanyaan apakah kerokan dapat berbahaya bagi tubuh? kami akan berikan penjelasannya pada artikel ini.

Dilansir Portal Brebes dari kanal Youtube Neuron, pengobatan tradisional merupakan sesuatu yang sering diperdebatkan di masa modern ini, di satu sisi banyak penelitian telah membuktikan bahwa pengobatan tradisional seringkali tidak efektif dan justru kadang-kadang berdampak negatif terhadap tubuh.

Baca Juga: 10 Contoh Penggunaan Teknologi AI di Dunia Kesehatan

Namun disisi lain banyak dari kita juga pernah mengalami momen gimana pengobatan tradisional menyembuhkan penyakit, hal ini dikarenakan sebelumnya tidak mempan dengan obat-obatan modern.

Kerokan termasuk salah satu dari pengobatan tradisional, kerokan merupakan sebuah metode pengobatan menekan dan menggesekkan benda tumpul.

Biasanya menggunakan uang logam secara berulang-ulang di permukaan kulit sampai muncul garis-garis berwarna merah, dalam melakukan kerokan tersebut diperlukan cairan yang berfungsi sebagai pelicin.

Baca Juga: Arti Mimpi Kehujanan Bersama Pacar, Menurut Primbon: Waspada, Akan ada Masalah

kerokan umumnya juga menggunakan minyak herbal atau bisa juga dengan balsem.

Kerokan biasa digunakan untuk mengobati gejala masuk angin atau flu.

Kerokan berasal dari China, tepatnya pada zaman Dinasti Ming yang dikenal dengan nama gosya. Seiring berjalannya waktu, teknik pengobatan ini menyebar ke berbagai negara di Asia seperti Vietnam, Kamboja, dan tentunya Indonesia.

Baca Juga: Sering Disebut Makanan Burung, Ini Manfaat Buah Pepaya untuk Kesehatan

Menurut kepercayaan China, kerokan berhubungan erat dengan konsep Yin dan Yang.

Yin dan Yang dalam tubuh manusia diumpamakan sebagai Hawa dingin dan hawa panas.

Keroyokan menghangatkan tubuh yang kemasukan angin dingin, sehingga menyeimbangkan kembali hawa dingin dan panas dalam tubuh.

Baca Juga: Manfaat Ikan Asin untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Penyakit Jantung

Tentunya terdapat penjelasan yang lebih scientific mengenai efek kerokan terhadap tubuh, secara singkat kerokan meningkatkan sirkulasi darah di bagian tubuh yang dikerok.

Peningkatan sirkulasi darah ini, ditambah dengan kehangatan dari balsem yang digunakan, menyebabkan efek pereda nyeri.

Efek ini telah ditemukan sangat efektif untuk pemulihan otot bagi atlet, serta meredakan nyeri di leher dan pundak bagi orang yang menggunakan komputer berkepanjangan.

Baca Juga: Sumber Albumin Bagi Tubuh, Ini 11 Manfaat Ikan Gabus untuk Kesehatan

Namun dalam halnya masuk angin, tidak ada penelitian yang menemukan korelasi antara kerokan dengan menghilangkan gejala masuk angin.

Selebihnya garis-garis merah yang dihasilkan kerokan, tidak ada hubungannya dengan keluarnya angin dari tubuh. Melainkan karena pelebaran pembuluh kapiler yang berada di kulit.

Umumnya masuk angin atau influenza akan hilang dengan sendirinya, seiring dengan meningkatnya sistem imun tubuh.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Ini Manfaat Biji Kurma untuk Kesehatan

Maka kemungkinan besar kerokan hanya Membantu meredakan nyeri dan mempermudah istirahat bagi penderitanya.

Secara garis besar kerokan aman untuk dilakukan. Meskipun demikian, kerokan masih memiliki beberapa resiko salah satunya adalah reaksi alergi pada kulit yang digosok.

Resiko ini lebih besar apabila benda yang digunakan untuk kerokan tidak steril.

Baca Juga: Yuk Cek! 5 Manfaat Makan Bawang Putih Mentah Bagi Kesehatan

Pada akhirnya kerokan merupakan salah satu pengobatan tradisional yang memang dapat membawa dampak positif terhadap tubuh, asalkan dilakukan dengan benar.

Namun penting untuk mengingat keterbatasan dari pengobatan tradisional seperti kerokan, kita juga perlu tau kapan perlu Kerokan dan kapan perlu ke dokter.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah