Citayam dan Sejarahnya, Hingga Dikenal Sampai Sekarang

- 24 Juli 2022, 18:21 WIB
Sekelompok remaja asal Citayam berkumpul di kawasan Sudirman (SCBD) Jakarta dengan gaya berbusana yang nyentrik.
Sekelompok remaja asal Citayam berkumpul di kawasan Sudirman (SCBD) Jakarta dengan gaya berbusana yang nyentrik. /Pikiran Rakyat/Muhammad Rizky

Berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901, sudah disebutkan nama Citayam yang ditulis dengan Tjitajam.

Menurut peta tersebut, area Citayam meliputi kampung Bojong, Pondok Terong, Rawa Geni, Ratu Jaya, Pabuaran, dan Citayam (Tjitajam) sendiri.
Kemudian, Kampung Citayam dengan beberapa kampung lain yang berdekatan dibentuk menjadi sebuah desa, yang diberi nama Desa Citayam.

Pada zaman dahulu, Citayam merupakan tempat persinggahan para pedagang. Hal itu terlihat dari banyaknya orang-orang timur tengah, berupa para habaib atau orang-orang Arab, di Citayam.

Sejak era kolonial, Citayam merupakan daerah penghasil karet yang tersohor.

Di landhuis Citayam terdapat rumah tuan tanah dan properti lainnya, termasuk pabrik penggilingan karet.

Baca Juga: Begini Kata Kak Seto Saat Mendatangi Remaja 'SCBD'

Pusat kegiatan tanah partikelir ini berada di dua lokasi. Untuk rumah pemilik atau tuan tanah lokasinya berada di sisi barat pinggir setu (danau kecil) yang disebut Setu Citayam.

Sedangkan pabrik penggilingan, gudang, dan tempat para pekerja berada di sebelah barat setu (lokasi perumahan Atsiri yang sekarang).

Dalam perkembangannya, nama Citayam menjadi lebih sangat menonjol seiring dengan dibangunnya sebuah halte atau stasiun kereta api yang diberi nama Stasion Tjitajam pada 1922 yang terletak tepat di sisi timur setu.

Hasil-hasil perkebunan Citayam dibawa melalui jalan pos polisi dan pasar Citayam yang sekarang menuju stasiun Citayam.

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah