Citayam dan Sejarahnya, Hingga Dikenal Sampai Sekarang

- 24 Juli 2022, 18:21 WIB
Sekelompok remaja asal Citayam berkumpul di kawasan Sudirman (SCBD) Jakarta dengan gaya berbusana yang nyentrik.
Sekelompok remaja asal Citayam berkumpul di kawasan Sudirman (SCBD) Jakarta dengan gaya berbusana yang nyentrik. /Pikiran Rakyat/Muhammad Rizky

Kemudian dibuat alternatif melalui setu yang sekarang disebut Jalan Pos (kereta api) Citayam.

Baca Juga: Viral SCBD, Ini Dia Arti Fashion Week Sebenarnya

Perempatan yang terbentuk karena pembuatan jalan alternatif di sekitar Setu Citayam ini kemudian sering disebut sebagai simpang (perempatan) Hek. Jadi, nama Citayam juga merujuk pada sebuah setu, area tanah partikelir (landhuis), dan stasiun kereta api.

Bahkan, nama Citayam sudah dikenal karena disebut seorang ahli Botani ternama Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis yang dua kali mengunjungi Setu Citayam.

Direktur Herbarium Kerajaan (Rijksherbarium) Leiden, Belanda (1962-1972) yang biasa disapa Profesor Kees van Steenis pertama kali datang ke Setu Citayam pada 1929, diperkirakan antara akhir Maret atau April.

Sebab pada 14 Maret dia sempat singgah di Depok dan melanjutkan perjalanan ke Gunung Gede, Cibodas pada 5 Mei.

Kunjungan kedua Kees van Steenis ke Setu Citayam pada 28 Agustus 1932. Dia bertugas di Kebun Raya Bogor dari 1929 hingga 1949, telah menulis dua buku bidang botani dan biografi, yaitu Flora Voor De Scholen in Indonesie (1949) dan The Mountain Flora of Java (berisi pemerian 456 spesies asli pegunungan Jawa).

Baca Juga: Ultah Kanaya Bird Farm Tegal, Edukasi Anak-anak Lestarikan Alam dan Satwa

Pembangunan Stasiun Citayam pada 1922 juga membuat nama daerah ini tidak asing.

Kehadiran Stasiun/Halte Citayam merupakan bagian dari beroperasinya Kereta Api Batavia (Jakarta Kota)-Buitenzorg (Bogor) sejak awal 1873.

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah