Jaksa Selidiki Penyebab Kematian Maradona, Ruman dan Kantor Dokter Digeledah

- 30 November 2020, 08:00 WIB
Teman dan keluarga membawa peti jenazah legenda sepakbola Diego Armando Maradona, di pemakaman di Buenos Aires, Argentina, Kamis (26/11/2020). ANTARA
Teman dan keluarga membawa peti jenazah legenda sepakbola Diego Armando Maradona, di pemakaman di Buenos Aires, Argentina, Kamis (26/11/2020). ANTARA /


PORTAL BREBES - Otoritas hukum Argentina melakukan penyelidikan penyebab kematian bintang sepak bola dunia Diego Maradona. Bahkan data rekam medis sang legenda telah disita dari dokter yang menangani Diego Maradona sebagai bagian dari penyelidikan tersebut.

Seperti diketahui, Maradona meninggal dunia pada Rabu 25 November 2020 dalam usia 60 tahun setelah mengalami serangan jantung.

Dilansir dari Antara, Minggu 30 November 2020, penyelidikan dilakukan berdasar permintaan jaksa penuntut umum di area elit pinggiran Buenos Aires, San Isidro. Penyelidikan dilakukan setelah disetujui oleh hakim setempat, demikian pernyataan dari kantor kejaksaan tersebut.

Baca Juga: Liga Utama Sepakbola Argentina Mendadak Diganti Jadi Liga Diego Maradona

"Sabtu kemarin, penyelidikan dan pengumpulan barang bukti dilanjutkan dengan wawancara dengan sejumlah orang termasuk kerabat langsung mendiang," kutip Antara dari pernyataan tersebut.

"Bukti yang terkumpul membuat kesimpulan diperlukannya penggeledahan di rumah dan kantor Dokter Leopoldo Luque."

Pihak jaksa penuntut umum tak mengungkapkan informasi lebih lanjut apa yang mendasari penyelidikan tersebut.

Dokter Leopoldo Luque membenarkan adanya penggeledahan di rumah dan kantornya. "Mereka mengambil data-data medis," kata Luque kepada stasiun televisi lokal selepas rumah dan kantornya digeledah.

"Tidak ada malpraktik," ujarnya menambahkan sembari menegaskan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas kematian Maradona.

Baca Juga: Kecintaan Pada Legenda Maradona, Walter Rotunda Beri Nama Anak Kembarnya Mara dan Dona

"Saya mengupayakan yang terbaik untuk membantu Diego. Ia membutuhkan bantuan," kata Luque merujuk pada masalah ketergantungan zat berbahaya yang bertahun-tahun membekap Maradona.

Sementara engacara Maradona, Matias Moria, pada Kamis 26 November 2020 menyatakan akan meminta penyelidikan mendalam terkait sebab kematian Maradona sembari mengkritik lambatnya respon petugas medis darurat.

"Ambulans tiba lebih dari 30 menit, kebodohan kriminil," cuit Matias dalam akun Twitter pribadinya.

Seperti diberitakan sebelumnya, berpulangnya legenda sepak bola Diego Maradona membuat Argentina berduka. Presiden Argentina Alberto Fernandez menetapkan tiga hari masa berkabung menyusul berpulangnya si tangan tuhan itu.

Maradona kesohor di dunia sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, dan di tanah kelahirannya ia dipuja-puja tak ubahnya tuhan.

El Dios atau Tuhan adalah julukan yang disematkan kepadanya dari penggemar lokal Argentina, yang kebetulan bisa dipelesetkan dari El Diez atau 10, nomor punggung yang dikenakannya.

"Saya sangat sedih, ia mewarnai masa kecil saya hingga dewasa," kata Mariela Barg seorang pengacara di Buenos Aires.

"Ia begitu lekat dengan sesuatu yang amat identik dengan Argentina, sepak bola, dan kini ia telah pergi," pungkasnya.
***

Editor: Marsis Santoso

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x