Sejarah dan Asal Usul Kelurahan Slerok di Kota Tegal, Jika Tahu Kisahnya Pasti Akan Tertawa

- 1 Februari 2023, 19:55 WIB
Kantor Lurah Slerok
Kantor Lurah Slerok /

PORTAL BREBES- Satu dari 27  kelurahan yang ada di Kota Tegal, Jawa Tengah, bernama Slerok. Kelurahan ini masuk wilayah teritorial Kecamatan Tegal Timur.

Tidak banyak orang tahu mengenai makna kata Slerok. Karena dalam dialek bahasa Tegal sendiri, tidak ada kata yang sepadan dengan kata Slerok.

Namun demikian, kata Slerok yang kemudian menjadi nama wilayah Kelurahan itu ternyata memiliki kesejarahan yang unik dan menarik.

Baca Juga: Cair Sampai dengan Rp500 Juta dengan Bunga 6 Persen Per Tahun Melalui KUR Bank Mandiri 2023

Jika mengetahui asal usul kata Slerok, sudah pasti akan tertawa. Penasaran ya, artikel berikut akan mengulas kesejarahan dan asal usul kata dan terbentuknya Kelurahan Slerok.

Dikutip PORTAL BREBES dari laman resmi website kelslerok.tegalkota.go.id, sebelumnya wilayah Kelurahan Slerok adalah sebuah tlatah pedukuhan.

Ada 4 Pedukuhan besar yang namanya sampai kini masih melekat di kehidupan masyarakat Slerok.

Baca Juga: Resep Membuat Bolu Tape Keju yang Rasanya Manis Gurih Menggoda

Empat Pedukuhan itu antara lain, Pedukuhan Depok sekarang adalah wilayah RW 1, 2 dan 3. Kedua adalah Pedukuhan Beji, lokasi sekarang di kawasan RW 4.

Ketiga adalah Pedukuhan Kemeduran lokasinya di kawasan RW 6 dan terakhir Pedukuhan Langon, yaitu di kawasan RW 5 dan sebagian RW 4.

Lalu sebenarnya kata Slerok itu diambil dari bahasa atau serapan bahasa mana?

Baca Juga: Resep Camilan Khas Sunda, Cibay Mercon Cocok Bagi Penyuka Pedas

Ternyata, ada sebuah peristiwa heroik yang melatar belakangi terbentuknya kata Slerok yang kemudian menjadi nama Pedukuhan dan selanjutnya menjadi nama Kelurahan.

Dikisahkan, pada zaman pendudukan tentara penjajah Belanda di negeri ini, digulirkan lah program kerja paksa yang disebut Rodi.

Program kerja paksa itu diterapkan kepada penduduk pribumi Indonesia. Salah satu agenda kerja paksa itu adalah pembuatan akses jalan dari Anyer- Banten sampai Pasuruan- Jatim.

Baca Juga: Cara Membuat Roti Sosis, Anak-anak Pasti Suka

Sehubungan jenderal Belanda yang memerintah membuat jalan itu bernama Deandles, maka pembuatan jalan dari Anyer sampai Pasuruan, Jatim, dikenal dengan Jalan Deandles.

Saat pembuatan Jalan Deandles itu sampai di wilayah Tegal, pihak Belanda ingin agar di pertigaan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Diponegoro ditembuskan langsung ke timur yaitu ke arah Pendopo Balaikota Tegal (dulu Pendopo Kabupaten Tegal).

Kebijakan itu membuat rakyat Tegal bergejolak lalu melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Baca Juga: Tarif Rawat Inap RSUD Bumiayu Naik Lebih dari 200 Persen, Pemerhati Brebes Selatan Tolak Kenaikan

Perlawanan rakyat Tegal yang dipimpin oleh Raden Mas Cilik ( Berandal Mas Cilik - versi pihak Belanda) membuat marah pihak Belanda.

Raden Mas Cilik berhasil menekan pihak pejabat yang memimpin pembuatan Jalan Deandles itu agar membelokan rute nya ke utara, yaitu ke Jalan Gajam ( Gadjah Mada).

Itulah mengapa sampai sekarang pertigaan Jalan Jenderal Sudirman di bagian timur itu dinamai Gili Tugel ( Jalan Putus).

Baca Juga: Usai Bunuh Istrinya, Tersangka DP (37) Dibawa ke RSUD Soesilo Slawi untuk Pemeriksaan Kejiwaan

Aksi perlawanan Raden Mas Cilik itu membuat marah Belanda. Pertempuran rakyat dengan tentara Belanda pun tak dapat dicegah.

Perlawanan sengit itu dimenangkan oleh pihak rakyat dan pimpinan pasukan Belanda saat itu dipimpin oleh orang Indonesia yang menjadi antek penjajah Belanda.

Tentara Belanda kocar kacir, pemimpinnya yang terbunuh oleh Raden Mas Cilik ternyata masih Pamannya sendiri.

Baca Juga: Rakor dengan Ditjen Tata Ruang, Walkot Berharap RDTR Kota Tegal Disetujui

Pergolakan rakyat berakhir, persenjataan  pasukan Raden Mas Cilik seperti golok, parang, pedang, tombak dan lainnya dikumpulkan di suatu lahan bernama tanah depok.

Di dalam bahasa Jawa Tegal kurang lebih begini "Kabeh gaman dislorok-slorokna dikumpulna dadi siji nang latar Depok".

Dari kata slorok itulah akhirnya ke 4 Pedukuhan besar menyatu dengan nama Slerok. Hingga pada akhirnya menjadi Desa (sekarang Kelurahan) Slerok yang dipimpin oleh Bekel.

Baca Juga: Kementerian ATR/ BPN akan Pecahkan Rekor MURI, Pemasangan Patok Serentak

Tentang tanah Depok, pada jaman dulu sering digunakan untuk tempat perhelatan desa seperti perayaan sedekah bumi dan pagelaran wayng kulit guna menyambut tahun baru Syura.

Sekarang tanah tersebut sudah dimanfaatkan untuk membangun Gedung Pintar dan Perpustakaan Kelurahan.***

Editor: Dewi Prima Mayasari

Sumber: kelslerok.tegalkota.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x