Asal Usul Desa Pacarmulyo Wonosobo, Berasal dari Gabungan Dua Nama Tokoh Pendiri Ini?

- 9 Desember 2023, 22:15 WIB
potret gerbang Desa Pacarmulyo Wonosobo
potret gerbang Desa Pacarmulyo Wonosobo /Doc Pemdes Pacarmulyo/

PORTAL BREBES – Berikut asal usul Desa Pacarmulyo yang merupakan salah satu desa di Kabupaten Wonosobo yang terletak di Kecamatan Leksono.

Desa Pacarmulyo juga sama seperti desa lainnya, yakni memiliki sejarah yang tak dapat dipisahkan dari asal muasal berdirinya desa tersebut.

Sebagaimana dilansir Portal Brebes dari laman Pemdes Pacarmulyo, berdirinya belum diketahui secara pasti, namun mbah Gelondong Pardi Wongso Dihardjo dikabarkan pernah memimpin desa hingga sampai tahun 1945.

Baca Juga: ini Dia Sejarah Suku Papua, Tradisi dan Kebudayaan Asmat yang Bikin Kamu Penasaran!

Dimana, asal mula sejarah Desa Pacarmulyo merupakan berasal dari gabungan dua nama tokoh pendiri yakni Nyai Pacar Sari dan Ki Rejo Mulyo.

Menurut cerita dari mulut ke mulut, Nyai Pacar Sari adalah tokoh spiritual yang hidup pada jaman Mataram. Ia mendiami sebuah wilayah yang kemudian yang diberi nama Dusun Gendol.

Konon nama Gendol itu berasal dari segumpalan air/lendir yang tergantung /gandul diakar semak belukar yang kemudian pecah dan menjadi sumber air, oleh para pendahulu kemudian disebut Dusun Gendol.

Baca Juga: Asal Usul Suku Dayak, dari Kebudayaan hingga Tradisi-Tradisi yang Unik!

Pada zaman kemerdekaan mulai digunakan nama Desa Pacarmulyo dibawah pemerintahan mbah Gelondong Pardi Wongso Dihardjo itu yang membentuk Desa Pacarmulyo yang memerintah sampai 1945.

Kemudian digantikan oleh lurah Parlan Sastro Dimejo yang memerintah sampai tahun 1976 .Pada tahun 1976 Desa Pacarmulyo dipimpin oleh Bapak Nasrudin yang menjabat sebagai bau sampai 1979

Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo tidak dapat dilepaskan dari kisah tiga pengembara, yang masuk ke wilayah ini pada awal abad 17 lalu. Ketiga orang itu, Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik, kemudian berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda.

Kyai Kolodete membuka permukiman di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim di sekitar Kalibeber, dan Kyai Walik memilih wilayah yang kini menjadi Kota Wonosobo. Dari ketiga orang itu pula, muncuk anak keturunan yang di kelak kemudian hari menjadi para penguasa di seputar Wonosobo.

Seperti salah seorang cucu Kyai Karim, yang sering juga disebut Ki Singowedono. Setelah mendapat hadiah dari Keraton Mataram, berupa sebuah wilayah di Selomerto, Ki Singowedono kemudian bergelar Tumenggung Jogonegoro. Jejak Tumenggung Jogonegoro dapat ditemukan di makamnya, di Desa Pakuncen, Selomerto.

Baca Juga: Sejarah Suku Batak, Kebudayaan dan Ciri Khas yang Unik Kamu Wajib Tahu!

Dari Selomerto itu pula, sejarah asal kata Wonosobo diyakini bermula. Banyak pihak meyakini, kata Wonosobo berasal dari sebuah dusun di Desa Polobangan, Selomerto.

Dusun bernama Wanasaba tersebut didirikan oleh  Kyai Wanasaba. Dusun kecil tersebut hingga kini masih ada, dan banyak dikunjungi para peziarah, yang ingin berdoa di makam Kyai Wanasaba, Kyai Goplem, Kyai Putih, dan Kyai Wan Haji.

Sejarah Kabupaten Wonosobo juga berkaitan erat dengan masa perang Diponegoro. Di rentang tahun 1825-1830, wilayah Wonosobo menjadi salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Pangeran Diponegoro.

Baca Juga: Lagi Viral! Ini Dia Sejarah Adanya Suku Rohingya, Krisis Kemanusiaan yang Paling Besar di Dunia?

Bersama Imam Misbach, atau dikenal pula dengan nama Tumenggung Kertosinuwun, Tumenggung Mangkunegaran, dan Gajah Permodo, Kyai Muhammad Ngarpah berjuang melawan pendudukan Belanda di wilayah Wonosobo. Dalam sebuah pertempuran, Kyai Muhammad Ngarpah berhasil meraih kemenangan pertama, sehingga kemudian diberikan gelar Tumenggung Setjonegoro.

Tumenggung Setjonegoro, yang mengawali kekuasaannya berada di Ledok, Selomerto kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan Kota Wonosobo sekarang, setelah menjadi Bupati pertama Wonosobo. Pemindahan pusat pemerintahan tersebut, setelah dikaji oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada (UGM) bersama Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), para sesepuh dan beberapa tokoh, termasuk pimpinan dewan perwakilan rakyat, dalam sebuah seminar, pada 28 April 1994, kemudian diyakini terjadi pada tanggal 24 Juli 1825. Tanggal 24 Juli itu pula, yang kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.***

Editor: DR Yogatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah