Ketua Umum FWJ Indonesia Sebut Ada Indikasi Media Dijadikan Alat Untuk Memeras Oleh Oknum Tertentu

- 13 Agustus 2023, 20:32 WIB
Manager sekaligus Pengawas SPBU 34.17127, Surnano mengatakan pihaknya sangat kaget dengan adanya pemberitaan yang mengarah kepada usaha yang dikelolanya.
Manager sekaligus Pengawas SPBU 34.17127, Surnano mengatakan pihaknya sangat kaget dengan adanya pemberitaan yang mengarah kepada usaha yang dikelolanya. /

PORTAL BREBES - Ketua Umum Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, Mustofa Hadi Karya menyebut ada indikasi media dijadikan alat pemerasan oleh oknum tertentu.

Dalam pemberitaan mengenai SPBU 34.17127 Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Margahayu Bekasi Timur misalnya, ada yang salah menilai SPBU melakukan pembiaran terhadap para pemain BBM bersubsidi, mengingat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah object vital yang menjadi konsumsi publik.

Baca Juga: Info Terbaru Lowongan CPNS dan PPPK 2023, Berapa Jumlah Formasi yang Dibutuhkan untuk Daerah dan Pusat?

Dikatakanya, ada media yang memberitakan secara sepihak terkait usaha resmi SPBU 34.17127 tanpa adanya konfirmasi kepihak pengelola. Tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh awak media.

Memberitakan secara sepihak tanpa ada konfirmasi dari pihak yang berkepintingan merupakan konsep seorang jusnalis profesional yang mengacu pada undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers serta mengacu pada kode etik jurnalistik yang berlaku.

"Saya sudah melakukan pengecekan dan ril di TKP SPBU Margahayu itu, dan tidak adanya persoalan pembiaran maupun ketidak profesionalan operasional diluar Standart Operating Procedur (SOP). Semua berjalan sesuai aturan, " jelasnya.

Pria yang akrab sipanggil Opan ini menilai dengan adanya berbagai pemberitaan mengarah pada object vital yang menyudutkan SPBU Margahayu adalah langkah yang kurang tepat dan dapat mengubah paradigma negatif ditengah masyarakat.

"Saya berharap kepada kawan-kawan seprofesi untuk saling menjaga dan memberikan sajian informasi yang sejuk, sehingga terbangunnya profesional profesi," ucapnya.

Ia juga mengajak segenap lapisan masyarakat dan para pihak terkait untuk lebih dewasa dalam menerima informasi dari berbagai pemberitaan sepihak.

“Mari kita berikan edukasi ke masyarakat dan melakukan informasi yang berguna untuk merealisasikan ekonomi kerakyatan bahwa pentingnya peran SPBU sebagai kebutuhan BBM bagi masyarakat dan para pekerjanya. Jadi saya berharap jangan mudah terprovokasi oleh hal–hal yang menimbulkan kerawanan wilayah," ujarnya.

Peran SPBU resmi, kata Opan, selain sebagai wujud perputaran ekonomi ditengah masyarakat, usaha itu juga memberikan banyak peluang pekerjaan bagi warga setempat.

“Kita melihat sisi positifnya, bahwa SPBU memiliki peran yang sangat vital,“ ucapnya.

Menurutnya, berbagai kendaraan yang mengisi di SPBU resmi dan adanya kecurangan dari para pengisi BBM bersubsidi bukanlah pembiaran dari para operator SPBU.

“Logikanya, saat ini pemerintah telah merealisasikan sistem barcode, takaran BBM pengisiannya pun terkontrol, jadi jika ada kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak bukanlah kesalahan SPBU, kecuali ada permainan di mesin dispenser bahan bakar minyak (BBM). “Jelasnya.

Sebelumnya, dikabarkan terkait adanya pemberitaan di media online yang merilis adanya 'SPBU Margahayu Diduga Jual BBM Subsidi Jenis Solar Kepada Mafia untuk Ditimbun' telah mengarah kepada tuduhan subjectif.

“Saya mengajak kepada rekan–rekan jurnalis untuk lebih jeli dan lebih mengedepankan edukasi bahwa jika ditemui adanya kendaraan yang di modifikasi dan melakukan kecurangan dalam pengisian BBM bersubsidi, maka jangan disangkutpautkan dengan SPBU nya, itu sangat tidak baik dan tidak memahami fungsi profesi secara utuh. “Ulas Opan.

Dalam konteks ini, Opan juga mengajak rekan–rekan wartawan untuk saling bersinergi dan saling menjaga komunikasi dua arah demi terbangunnya ekonomi kerakyatan ditengah–tengah masyarakat.

Sementara Manager sekaligus Pengawas SPBU 34.17127, Surnano mengatakan pihaknya sangat kaget dengan adanya pemberitaan yang mengarah kepada usaha yang dikelolanya. Bahkan kata dia, tidak ada wartawan yang menaikan pemberitaan untuk konfirmasi kepihak manajemen SPBU Margahayu.

"Kaget ajah pas dikirim link pemberitaan yang menyudutkan SPBU yang kami kelola. Dikonfirmasipun tidak, dan itu sangat merugikan pihak kami sebagai pengelola SPBU. "Terang Surno panggilan akrab Manager SPBU Margahayu saat ditemui di kantornya, Minggu (13/8/2023) sore.

Selain itu, dia merinci selama ini usaha yang dikelolanya sudah mengikuti dan menjalankan prosedural yang telah ditentukan Pemerintah dalam hal ini Pertamina.

"Kami selama ini mengikuti aturan, mereka yang mengisi BBM di SPBU kami tetap menggunakan standart pengisian BBM melalui barcode, dan tidak melebihi kuota pembelian. "Jelas Surno.***

Editor: Yudhi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah