Pentingnya Eksistensi Psikologi Hukum dalam Citra Penegak Hukum

- 9 Februari 2023, 08:36 WIB
Dosen Fakultas Hukum UPS Tegal, Dinar Mahardika, S.H.,M.H
Dosen Fakultas Hukum UPS Tegal, Dinar Mahardika, S.H.,M.H /

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang psikologi hukum, perbedaan sistem hukum antara di Barat (Amerika) dan Indonesia merupakan satu kendala, terutama dalam mengadopsi penelitian-penelitian yang berasal dari Barat.

Di Amerika menggunakan sistem juri, sedangkan di Indonesia sistem Hakim. Hakim di Amerika berfungsi sebagai pengawas, pembantu dan pengatur jalannya persidangan. Sedangkan hakim di Indonesia lebih mirip fungsi juri di Amerika, yaitu sebagai pemutus perkara.

Walaupun fungsi hakim di Indonesia lebih kompleks, karena tugas juri dan hakim di Amerika diperankan oleh seorang/majelis hakim di Indonesia. Dikarenakan sistem hukum berbeda, peluang psikologi lebih besar dalam melihat dinamika pengambilan putusan juri, karena juri berasal dari masyarakat biasa yang dipilih.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Kudus ini Viral di Luar Negeri, Apakah Kamu Pernah Kesini?

Pengaruh unsur-unsur di luar hukum lebih besar mempengaruhi juri dalam pengambilan putusan. Ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang hukum itu sendiri.

Di Indonesia, seorang hakim adalah orang memiliki kemampuan yang telah terstandarisasi dalam bidang hukum, sehingga faktor-faktor di luar hukum akan mudah tereliminasi dalam pengambilan putusan.

Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa banyak putusan hakim yang cenderung “kontroversial”; jauh dari nilai-nilai keadilan. Tapi hal dapat menjadi alasan: mengapa penelitian-penelitian psikologi masih terbatas di bidang hukum.

Hukum merupakan aturan atau adat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Setiap Negara mempunyai hukum yang diorientasikan dengan budaya, etnis, dan ras, yang finalnya nanti disepakati oleh kekuatan undang-undang pemerintahan.

Baca Juga: Inilah 8 Spot Mancing Ikan Kakap di Tegal, Tarikannya Bikin Deg-degan

Proses hukum melaksanakan undang-undang yang berpasal-pasal, begitu juga dengan para psikolog yang juga mempunyai kode-kode etik dalam membantu proses hukum.

Halaman:

Editor: Dewi Prima Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah