BMKG Catat Sulbar Diguncang Gempa Bumi Sebanyak 31 Kali

19 Januari 2021, 16:29 WIB
Presiden Jokowi meninjau lokasi gempa bumi di Kota Mamuju, Sulbar, Selasa (19/1/2021). (Instagram/@jokowi) /

 

PORTAL BREBES - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah diguncang gempa bumi sebanyak 31 kali. Termasuk pula, gempa bumi  pada Kamis (14/1/2021) pukul 14.35 WITA dengan kekuatan M5,9, lalu pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 WITA dengan kekuatan M6,2, kemudian pada Sabtu (16/1/2021) pukul 07.32 Wita dengan kekuatan M5,0 serta pada Senin (18/1) pukul 11.11 WITA dengan kekuatan M4,2.

Gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang diakibatkan adanya aktivitas sesar aktif sehingga potensi gempa susulan diprakirakan masih akan terjadi,” terang Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono, seperti yang diunggah website bnpb.co.id, Selasa (19/1/2021).

BMKG mencatat bahwa gempa susulan yang terjadi di Palu mencapai ratusan bahkan ribuan kali dalam sehari. Sedangkan Mamuju hingga hari Senin (18/1) hanya terdapat 31 kali gempa bumi dan sebagian besar tidak dirasakan. Berdasarkan data tersebut, BMKG belum mampu menyimpulkan bahwa kapan gempa susulan akan berakhir.

Baca Juga: Alec Baldwin Tinggalkan Twitter Setelah Kontroversi Aksen Spanyol Sang Istri HIlaria

"Apabila trennya masih tinggi dan jumlah hari akan semakin panjang, itu artinya gempa susulannya juga akan panjang. Namun di tabel BMKG sudah menurun drastis, harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama," ucap Rahmat.

Rahmat menjelaskan bahwa potensi adanya gempa susulan merupakan bagian dari pelepasan energi.

"Ini bagian dari pelepasan energi, jadi setiap kali kejadian gempa bumi yang besar selalu akan diikuti oleh gempa-gempa susulan dan tentunya intensitasnya lama-kelamaan akan menurun.Pada akhirnya akan berhenti dan kemudian Mamuju akan normal kembali. Untuk terjadinya gempa kembali butuh beberapa puluh tahun lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Ini Selasa 19 Januari 2021: Jangan Menilai Pasangan Anda Terlalu Keras

Menurut Rahmat, gempa bumi (Sulbar) yang terjadi sekarang sangat berbeda dengan gempa bumi yang terjadi di Palu karena percepatan pergerakan sesarnya gempa bumi Palu dan Mamuju sangat berbeda, di Palu sekitar 35mm/tahun. Sedangkan di Mamuju sekitar 10-15mm/tahun. Tentunya tingkat aktivitas di Mamuju sangat jauh berbeda pergeserannya dengan di Palu.

Rahmat mengungkapkan bahwa setiap terjadi bencana seringkali terdapat informasi yang simpang siur atau tidak akurat yang menimbulkan kepanikan serta beredarnya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Informasi yang simpang siur akan menimbulkan keresahan sekaligus kepanikan masyarakat dengan isu yang belum tentu benar atau hoax, seperti misalnya apabila terjadi guncangan sedikit saja pasti akan membuat keresahan masyarakat semakin meningkat," ungkap Rahmat.

Baca Juga: 117 Pedagang Emperan Pasar Induk Brebes Menolak Digusur ke Pujasera

Ia menambahkan, BMKG telah memasang perangkat informasi diseminasi di setiap posko yang terdapat di Kabupaten Mamuju.

"BMKG telah memasang perangkat informasi diseminasi yang ada di setiap posko ini, sehingga rekan-rekan yang ada di posko mendapatkan informasi sesegera mungkin, kurang lebih 2-3 menit setelah kejadian gempa bumi," lanjut Rahmat dalam video conference langsung dari Posko Penanganan Darurat Gempa Bumi Sulawesi Barat di Kompleks kantor Gubernur Sulbar, Senin (18/1/2021).

Rahmat berharap dengan adanya pemasangan perangkat ini, informasi dari BMKG dapat tersampaikan dengan cepat dan akurat serta digunakan sebagai acuan dalam bertindak menghadapi potensi gempa susulan.

Baca Juga: Potongan Kaki Ditemukan Nelayan di Bekasi, Diduga Terkait Korban Sriwijaya Air

"Sekiranya memang misalnya terjadi gempa dan tidak berpotensi tsunami, hal itu dapat segera tersampaikan kepada masyarakat sekitar tempat terdampak di Kabupaten Mamuju dan sekitarnya sehingga tidak membuat keresahan yang berlebihan," lanjutnya.

BMKG juga menginformasikan bahwa tren gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat sangat jarang sekali dan harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama. ***

BMKG bekerja sama dengan satgas tim gabungan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan sosialisasi langsung dengan mendatangi pos-pos pengungsian sehingga masyarakat dapat tenang dan tidak panik.

Baca Juga: Miris! Empat Anak di Brebes Jadi Korban Pencabulan oleh Tetangganya Sendiri

"Tentunya kami berharap para pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing dengan segera. Kami (BMKG) siap untuk bekerjasama dengan tim dari BNPB dan satgas untuk bersama-sama memberikan sosialisasi kepada masyarakat," pungkas Rahmat. ***

 

 

 

 

Editor: Eko Saputra

Sumber: Instagram @bpptkg bnpb.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler