Polri Bakal Proses Hukum Importir yang Timbun dan Mainkan Harga Kedelai

- 6 Januari 2021, 15:29 WIB
Satgas Pangan Bareskrim Polri melakukan pengecekan ke beberapa gudang importir kedelai pada Selasa, 5 Januari 2021.* (Instgram/@divisihumaspolri)
Satgas Pangan Bareskrim Polri melakukan pengecekan ke beberapa gudang importir kedelai pada Selasa, 5 Januari 2021.* (Instgram/@divisihumaspolri) /

PORTAL BREBESKepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono menandaskan, Polri akan memproses secara hukum bagi importir kedelai yang mencoba melakukan penimbunan dan memainkan harga, sehingga diduga menyebabkan kelangkaan dan mahalnya bahan baku tersebut.

"Polri merespon kelangkaan  kedelai di pasar terutama di tingkat importir, apabila ditemukan dugaan pidana, maka Satgas Pangan Bareskrim Polri  akan melakukan penegakan hukum," lanjut Argo seperti yang dikutip PortalBrebes.com dari laman Instagram @divisihumaspolri, Rabu 6 Januari 2021.

Dia menambahkan, Satgas Pangan Bareskrim Polri sendiri sudah melakukan pengecekan ke gudang-gudang importir kedelai pada Selasa, 5 Januari 2021. Diantaranya, gudang yang berada di Bekasi, yakni PT. Segitiga Agro Mandiri. Dalam temuannya, perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas antara 6.000 hingga 7.000 ton per bulan.

Baca Juga: Menhub : Pelabuhan Patimban Percepat Pertumbuhan Investasi di Wilayah Segitiga Emas Rebana

"Kedelai impor tersebut selain diperuntukan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kwalitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," lanjut Argo.

Lalu, paparnya, distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung Jawa Barat dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton.

Kacang kedelai tersebut disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600/Kg terjadi kenaikan sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan bulan Desember 2020.

Baca Juga: Kartu Pra Kerja Dibuka Lagi di 2021, Buruan Daftarkan Sekarang Juga di Laman prakerja.go.id

"Di dapat informasi dari Staf Perusahaan tersebut, kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya 6.800 menjadi 8.300. Juga disebabkan pula, karena sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang. Sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapura dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2- 3 minggu," beber Argo.

Halaman:

Editor: Eko Saputra

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x